Mohon tunggu...
Septi Rusdiyana
Septi Rusdiyana Mohon Tunggu... -

.......tak ada rasa yang abadi......ketika mulai lelah dengan segala perubahan, bukalah album dan cerita lawasmu.......ia akan menghiburmu.......

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tak Termiliki

22 Agustus 2017   15:39 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:44 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nurmailinarita.wordpress.com

"Faiz. Teman lama," jawabku singkat. Aku duduk tepat di sampingnya. Dans mulai menyalakan korek api untuk membakar rokok di bibirnya.

"Dans?" panggilku. Meski usia kami terpaut cukup jauh, tapi aku sudah terbiasa cukup hanya memanggil namanya. Dan sepertinya, Dans tidak keberatan.

Ia mematikan korek api. Menghembuskan asap ke udara. Lalu memalingkan wajahnya ke arahku. "Iya."

"Nanti sore Faiz mengajakku bertemu. Kau temani aku, ya?"

"Urusan apa?" tanya Dans.

"Mmm... aku tidak tahu. Dia hanya bilang kalau ada yang ingin dibicarakannya denganku. Ikut, ya?" aku merayu.

"Mungkin urusan penting. Lebih baik kamu menemuinya sendiri. Kalau aku ikut, bisa jadi suasananya malah tidak enak."

Aku menatapnya curiga.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu," tanyanya heran.

"Kau tidak cemburu?" selidikku.

"Hahaha. Kau ini, ada-ada saja," ia tertawa mendengar ucapanku barusan. Melihat raut wajahku yang tiba-tiba berubah, segera ia hentikan tawanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun