Tahukah kau, Dear?
Al tetap teguh pada lamarannya. Alasannya, demi untuk kepentingan orang banyak. Maksudnya, ia tak ingin mengecewakan harapan ibu dan kakak-kakakku yang menurut penilaiannya sangatlah berharap agar aku bisa menjadi istrinya.
Al mengakui kalau dirinya tidaklah mungkin beralih keyakinan. Profesinya menghendaki demikian. Justru akulah yang diharapkan mau mengerti.
Tapi sungguh, Dear, aku sudah mantap untuk berpisah darinya. Biarlah ini menjadi pelajaran berharga untukku. Tidak bermain-main lagi dalam urusan cinta dan prinsip kehidupan.
Menyinggung masalah jadi saudara, jawabannya sungguh menghunjam hati.
Al menuliskannya dengan tebal, selama masih ada getar cinta dalam hatinya untukku, tak mungkin ia bisa menganggapku sebagai saudara. Itu akan terasa sangat menyakitkan.
Haahh..., piye iki?
**
Â
Yogyakarta, 5 Januari
Dear Diary,