Mohon tunggu...
Cerpen

Theorrian City: Mimpi Buruk

4 Januari 2017   01:18 Diperbarui: 4 Januari 2017   01:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku coba atur nafasku sebentar dan kutenangkan fikirankui, kukendalikan keseimbangan tubuhku yang masih dipengaruhi rasa takut dari, entah mimpi atau bukan yang pasti misteri yang terasa begitu menakutkan. Saat mata ini tiba-tiba tertuju pada jam dinding kamarku, terlihat arah jarum jam yang berlawanan.

“oh my god,,,,tidak mungkin,,,ini sudah jam 07.00, aku akan terlambat kalau begini,,,gawaaattttt” ucapku kaget.

Aku langsung loncat dari tempat tidurku, karena kebingungan aku sampai tidak bisa mengontrol tubuhku, aku harus melakukan apa dulu, pelajaran belum aku siapkan, seragam, mandi …..tidaaakkkkk. Waktu berjalan begitu cepat selama 15 menit aku hanya bisa mengeluh,mengeluh dan tak langsung bertindak. Ku coba tenangkan diriku. Langsung ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Tak lama kemudian aku sudah siap dengan semuanya yang aku ributkan tadi. Dengan langkah sempoyongan, ku hampiri keluarga kecilku yang sudah lama menunggu di meja makan. Setelah menyapa mereka, segera ku ambi dua lembar roti yng sudah disiapkan mamaku, kutegukkan segelas susu coklat kesukaanku dengan terburu. Setelah cukup tenang ku rapikan bajuku, dan semua keperluan sekolahku.

“ma,,,pa aku berangkat”. Ucapku sambil mencium kedua pipi mereka.

Tapi melihat ketenangan kedua orang tuaku, membuatku bingung. Apakah mereka lupa bahwa sekarang sudah jam 08.00, dan sesiang ini kenapa mereka berdua masih di rumah. Mobil pun mulai berjalan, ku lihat masih banyak anak-anak yang baru berangkat sekolah dengan senyuman ceria, tanpa rasa takut akan terlambat. Ku lihat arloji yang melingkari tanganku. Tidak ada yang salah, dan tak mungkin kalau arloji ini rusak, karena ini arloji kado ultah ku dari papa yang baru diberikan kemaren malam, mana mungkin langsung rusak. Tak lama kemudian sampailah aku di depan gerbang sekolahku. Batapa kagetnya aku, sesiang ini gerbang sekolahku masih terbuka lebar. Ini tidak sepertyi jam 08.30 melainkan jam 06.30, mana mungkin ini bisa terjadi. Terlihat kedua sahabatku sudah menantiku didepat gerbang. Ku hampiri mereka dengan senyuman masam.

“ hey mel,,,,hey dis…!!!” Sapaku dengan senyuman masam.

“hay juga” sapa balik mereka secara bersamaan.

Kami pun masuk bersama-sama, kulankahkah kakiku dengan lemas, aku masih bingung dengan semua yang telah terjadi padaku saat ini.

“dis, coba cubit aku sekencang mungkin”. Pintaku tiba-tiba.

“kau yakin?” Tanya nya heran.

“tentu saja.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun