Mohon tunggu...
Cerpen

Theorrian City: Mimpi Buruk

4 Januari 2017   01:18 Diperbarui: 4 Januari 2017   01:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“chalistha, aku tidak sadar ternyata kau benar-benar ada, kamu tahu bahwa kamu sangatlah berbahaya, apa kamu siap untuk mati saat ini?” Ucap bayangan hitam itu yang benar-benar terdengar nyaring ditelingaku.

“apa maksudmu?” Tanyaku memberanikan diriku.

“saat ini, kau memang sangat polos, tapi membiarkanmu hidup, sama saja membunuh diriku sendiri”. Lanjutnya. Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud dari perkataannya, kenapa dia bilang aku sangat berbahaya, padahal saat ini posisikulah yang paling bahaya, karena harus berhadapan dengan makhluk entah apa sesungguhnya dia.

“kau siapa?” Tak sadar kata-kata itu terlontar sendiri dari bibirku. Semakin lama aku merasakan keringat dingin telah mengguyur seluruh tubuhku ini. Ku lihat dia tertawa kecil dan terasa begitu mengerikan.

“kamu ingin tau siapa aku?” Tanyanya

Aku hanya menjawab dengan anggukan saja, anehnya setelah berbincang dengannya rasa takutku hilang begitu saja.

“aku adalah………” jawabnya tidak begitu jelas, bukan hanya tidak jelas tapi aku tidak bisa mendengar kata-kata apa yang baru ia katakan. Suasana hutan begitu hening dan penuh ketenangan, tapi aku merasakan hawa kemarahan, keinginan untuk membunuh, tapi ada hawa penolakan atas semua hawa itu tadi sendiri. Aku hanya bisa terdiam ditengah keheningan dan ketenangan yang tak begitu jelas ini. Tanpa aku sadari kini kedua tangan besar bayangan hitam itu menempel, melingkari leherku. Perlahan ia tekankan tangannya yang membuatku tak bisa berkutik.

“aaaaaaaaaaauuuuuu…..lepaskan….lepaskan…..”

Dan tiba-tiba aku terbangun, nafasku begitu memburu, keringat dingin membanjiri seluruh tubuhku. Mata bundarku melotot membesar. Dengan ketakutan yang masih memburu ini, ku coba perhatikan sekelilingku.

“tidak….tidak mungkin, mana mungkin tadi itu hanya mimpi, sakit,lelah,letih dan semuanya benar-benar aku rasakan, tak sedikit pun tadi aku merasakan bahwa semua itu tadi adalah mimpi. Terlihat seorang gadis manis didekatku yang memperhatikanku dengan tatapan heran dan sedikit takut, terlihat sekali tangannya yang gemetar.

“ka..ka..kak…disuru turun segera…” ucapnya terbata-bata dan langsung meninggalkan kamarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun