Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Refleksi: Apalah Artinya Kekecewaan dan Sakit Hati

17 April 2020   13:14 Diperbarui: 17 April 2020   13:43 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emosi, hawa nafsu yang menguasai diri kita menjadikan kita buta terhadap segala kebaikannya yang diberikan orang lain. 

Terutama, kita melupakan segala kebaikan yang tanpa batas yang telah diberikan orangtua kepada anaknya. Apakah sebanding, uang 25 juta dengan puluhan, bahkan ratusan juta yang sudah kita terima dengan cuma-cuma dari orangtua kita?

Begitu hal dengan perasaan kecewa atau disakiti. Seringkali akibat kita disakiti seseorang, kita membalasnya dengan memukul bahkan sampai membunuhnya. 

Di sini kita lupa diri. Kesadaran hati nurani kita telah tumpul. Kita tidak menyadari bahwa sudah sekian banyak orang, ribuan, bahkan jutaan orang telah kita sakiti sejak kita lahir. Bahkan, tanpa kita sadari, mungkin ada orang yang telah menjadi gila, atau meninggal akibat kata-kata dan perbuatan kita pada masa lalu. Apakah sebanding?

Semoga tulisan bisa bermanfaat.

Salam persaudaraan.

Paul Tukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun