"Rama Gabi, lupa sama aku?" dari dalam rumah Ibu ketua lingkungan tadi beraku-aku.
Deg.....hatiku tercekat, memoriku kembali ke puluhan tahun lampau.....
Belum sempat memoriku mencerna dengan baik, hadir Ibu Andre sebagai tuan rumah membawa pisang goreng, yang sangat pas dengan kopi hangat yang masih mengepul.
"Maaf-maaf kopinya sudah dingin, pisangnya baru matang," kata Bu Andre sungkan. "Rama, kopinya saya tambah ya?" langsung dia ambil dan ganti yang baru. Untung aku memang suka kopi. Masa studi yang sering memaksa begadang, menjadikanku jadi gila kopi.
Pak Man, datang dengan sungkan, "Bapak-bapak dan Ibu-ibu, maaf besok tugas Rama misa harian, kasihan kalau pulangnya kemalaman, bukan begitu Pastor," pungkasnya mengakhiri kikukku mohon pamit di tengah asyiknya ngobrol.
"Malam semua, dan saya mohon pamit, Berkah Dalem," pamitku.
"Rama, ini maaf  matur saru,ini stipendiumnya,[1]" kata Bu Andre.
Â
"Ibu, tidak usah repot, tidak perlu begituan, sepanjang saya bisa dan masih terjangkau, semua akan saya lakukan, lebih baik untuk yang lebih membutuhkan, Ibu yang sabar dan jangan lupa istirahat, biar tidak sakit, malam Ibu, saya pamit." Tolakku halus sambil menasihati sebagai peneguhan beliau.
Â
Tin tiiin tinnnn...