Aku potong keterangannya, di tengah kritis, eh malah menerangkan hal yang kurang tepat waktu. Bergegas aku mengambil tas yang memang sudah siap sedia selalu.
"Pak Man, antar ke lingkungan Thomas Aquinas ya, tolong siapkan mobil, saya ganti baju dan mempersiapkan minyak sucinya," permintaanku ke Pak Man, sopir setia pastoran sekian puluh tahun.
"Inggih  Pastor, saya keluarkan dulu mobilnya dan ambil jaket dulu," sambut Pak Man sigap. Memang sudah hafal beliau kalau malam-malam harus keluar untuk memberikan minyak suci tidak perlu basa-basi. Sigap dan itu penting.
Di jalan ada sms masuk ternyata dari Ibu Angela. Ibu yang telpon tadi mengirimkan alamat dan nama umat yang harus aku datangi. "Pak Man, kita ke Jl. Pakel V no.25 ya, ini Pak Andreas kritis, cepet dikit ya Pak, namun tetap hati-hati."
"Iya Pastor, dekat tidak sampai 15 menit juga sudah sampai, Pak Andre memang sudah lama sakit, kalau tidak salah ini sudah ketiga kalinya, beliau memohon minyak suci." Pak Man menguraikan panjang lebar umat yang ternyata ia kenal betul.
Lanjut Pak Man," Meskipun kaya, beliau rendah hati Pastor, di jalan kalau lihat saya pasti menyapa, kepada pastor-pastor selalu memanjakan namun tidak pernah minta perhatian berlebihan. Apapun kebutuhan pastoran dipenuhi tanpa ada permintaan. Salut saya dengan pribadi begitu Pastor."
"Sayang ya, saya bertemu dalam keadaan begini, semoga saya masih bisa berbincang dan bergaul lama dengan beliau kalau begitu Pak Man," kataku.
"Sampai Pastor, itu ada beberapa umat kita sudah menunggu," kata Pak Man memasuki rumah bersih dan asri itu.
Di sana telah ada beberapa pemuda, bapak-bapak dan satu ibu, mungkin ketua lingkungan yang telpon tadi. Luar biasa ini lingkungan. Ada di tengah perumahan seperti ini, bisa sosialisasi begitu, mau berkumpul, dan ada bentuk kepedulian, serta perhatian yang besar. Biasanya cenderung egois dan individualistis. Daerah dan bukan kawasan begini saja sudah enggan tahu kesulitan tetangga. Ini sih anomali, lingkungan yang tertutup, satpam di mana-mana, tiap rumah gerbang tinggi-tinggi, eh Gereja beri warna yang berbeda. Syukur pada Allah.
"Mari Romo, saya Ibu Angela, tadi yang telpon, ini umat kita yang dekat sini," sambutan ibu dan umat lingkungan lainnya.
"Malam  semua, kita langsung saja ya, nanti baru kita bincang-bincang sambil kenalan lebih lanjut, kebetulan saya baru juga di paroki ini," kata saya ramah namun tegas untuk langsung ke pokok acara kedatangan saya.