Ganis mengusulkan kampanye visual yang menarik; pelibatan kader partai secara aktif; pendekatan langsung ke basis pemilih; Inovasi dari generasi muda.
Meskipun strategi ini menarik, tetap ada tantangan yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah menjaga agar strategi kampanye ini tidak hanya sekadar menjadi gimmick atau visual tanpa substansi yang jelas. Pemilih saat ini semakin cerdas dan kritis, sehingga kampanye visual harus diimbangi dengan visi, misi, dan program kerja yang konkret dan dapat dipercaya.
Selain itu, jika tidak dikelola dengan baik, pendekatan seperti ini juga bisa menimbulkan resistensi dari pemilih yang merasa ruang privatnya terganggu. Oleh karena itu, pendekatan personalisasi kampanye harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan preferensi serta sensitivitas masyarakat.
Pendekatan dan pernyataan Ganis Rumpoko dalam konteks Pilkada Kota Malang 2024, terutama mengingat dia bersama Heri Cahyono hanya didukung oleh satu partai politik - PDI Perjuangan - membuka ruang untuk beberapa interpretasi terkait sikap dan strategi politik mereka.
Sebagai putri dari alm Edi Rumpoko mantan Walikota Batu dengan pasangan Dewanti Rumpoko, juga mantan Walikota Batu, Ganis mungkin merasa memiliki modal politik dan pengalaman yang cukup. Kepercayaan diri ini bisa dipandang sebagai turunan dari pengaruh dan reputasi keluarganya yang sudah dikenal di wilayah Malang Raya, terutama di Batu.
Pengaruh keluarga seringkali memberi keuntungan dalam hal pengenalan nama (name recognition) dan dukungan jaringan politik. Namun, ini juga bisa menjadi pedang bermata dua jika masyarakat memandang kandidat hanya mengandalkan koneksi keluarga tanpa menunjukkan kapasitas pribadi dan visi yang jelas.
Strategi "One-Party Candidate"
Sebagai satu-satunya pasangan calon yang didukung oleh satu partai politik saja, Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko berada dalam posisi unik. Dukungan dari hanya satu partai dapat berarti mesin politik yang lebih fokus dan terorganisir tanpa perlu mengakomodasi kepentingan koalisi yang kompleks.
Namun, ini juga memiliki risiko. Jika hanya mengandalkan dukungan dari satu partai, terutama jika partai tersebut memiliki elektabilitas yang fluktuatif di suatu wilayah, pasangan calon ini harus bekerja lebih keras untuk menarik pemilih independen atau pemilih dari partai-partai lain.
Pernyataan Ganis seperti "jika perlu saya akan menginap di sana" (maksudnya di rumah warga kota Malang) terkesan memandang enteng proses Pilkada. Meskipun maksudnya adalah menunjukkan keseriusan, nada pernyataan ini bisa terlihat terlalu percaya diri atau bahkan terkesan "meremehkan" tantangan dan dinamika Pilkada Kota Malang.
Pilkada bukan hanya soal turun ke lapangan atau membangun kedekatan dengan pemilih, tetapi juga soal menawarkan solusi konkret atas permasalahan kota, memahami aspirasi warga dengan mendalam, dan mampu meyakinkan mereka dengan program kerja yang jelas dan relevan. Jika hanya mengandalkan strategi turun ke masyarakat tanpa gagasan dan visi yang kuat, hal ini dapat menjadi bumerang.