Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

ICBM Sarmat dan Mimpi Barat-Zelensky

23 Juni 2023   17:09 Diperbarui: 23 Juni 2023   17:59 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ICBM RS-28 Sarmat, Rudal Nuklir Super Rusia. Foto : sputnikglobe.com

ICBM Sarmat dan Mimpi Barat-Zelensky

Tentara Ukraina telah menderita kerugian besar dalam peralatan militer, terutama Tank dan IFV atau Infantry Fighting Vehicle atau peralatan tempur infanteri, selama setahun lebih pertempuran tetapi pangkalan militer AS Ramstein dii Jerman berhasil mengkoordinasikan penggantian hingga jumlah yang diminta oleh Ukraina. 

Setelah dipersenjatai kembali, UAF atau Angkatan Bersenjata Ukraina kembali meluncurkan operasi kontra-ofensif. Namun, masih ada kekurangan amunisi artileri dari semua kaliber, dan kekurangan ini sepertinya tidak akan teratasi di masa mendatang. Karena produksi dan pengadaan amunisi artileri sejauh ini tetap mengutamakan Barat, bahkan Zelensky kembali menoleh ke Israel agar membantunya dengan MBT Merkava dan jenis Drone Tempur Israel yang mampu menghadapi drone tempur buatan Iran yang kini dipakai Rusia.

Pertahanan udara Ukraina terbukti rentan meski telah diperkuat. Sedangkan, sistem Barat yang baru tiba memerlukan integrasi lebih lanjut agar dapat sepenuhnya efektif. Kegagalan Angkatan Udara Ukraina untuk membangun komando dan kontrol penuh untuk intersepsi udara dipandang sebagai kelemahan pertahanan udara Ukraina. Angkatan Udara Ukraina membutuhkan dukungan teknis terus menerus untuk meningkatkan kapasitas pertahanan udaranya.

Peralatan militer dan amunisi yang diperoleh dari negara-negara Barat sejauh ini mungkin merupakan bagian terbesar dari peralatan militer yang tersedia di Eropa. Tapi yang diterima Ukraina bukanlah surplus militer tradisional, tetapi peralatan militer aktif.

Mengingat sumberdaya militer Ukraina yang lemah di udara dan di laut, kecil kemungkinan akan ada operasi gabungan yang signifikan dalam waktu dekat. Operasional utama Ukraina tetap akan berada di darat. Angkatan Bersenjata Ukraina sangat bergantung pada dukungan "Operasi Interflex" yang dipimpin Inggeris dan penyedia alat berat dari sejumlah negara barat.

Aliran alat berat yang terus berlanjut ke Ukraina menunjukkan bahwa perang mungkin akan berkepanjangan, dan berlangsung lebih lama dari perkiraan semula. Barat harus melanjutkan pelatihan militer dasar yang penting bagi pasukan Ukraina seperti Operasi Interflex, serta pelatihan khusus tentang peralatan militer berat yang telah diterima Ukraina. Jumlah pasukan Ukraina yang melakukan pelatihan semacam itu harus ditingkatkan.

Untuk menghemat sumberdaya dalam melaksanakan operasi ofensif di masa depan, UAF harus berusaha untuk menghindari posisi yang lebih jauh dan terseret kedalam duel artileri tanpa akhir. UAF harus mencoba mengeksplorasi perang manuver dengan menggunakan unit seukuran batalion atau brigade dan mencoba mengidentifikasi celah di garis pertahanan Rusia yang sudah tersebar tipis untuk mencapai posisi Rusia yang lebih lemah.

Dukungan Barat dengan alat berat dan amunisi harus terus dilanjutkan. Kekurangan amunisi artileri sepertinya tidak akan teratasi di masa mendatang. Produksi dan pengadaan amunisi artileri harus diprioritaskan, baik di dalam Ukraina maupun di antara sekutu Ukraina.

Barat harus memberi dukungan teknis berkelanjutan kepada Ukraina untuk semua jenis perangkat keras militer yang telah dikirimkannya, terutama karena akan sulit untuk menyediakan alat berat tambahan di masa depan.

Demikian intisari dari pendapat Johan Huovinen, seorang pengajar militer berpangkat Letnan Kolonel di Departemen Strategi, Universitas Pertahanan Swedia - Lih Johan Huovinen dalam sceeus.se https://tinyurl.com/2qnwmoml

Dari rekomendasi Huovinen itu, jelas terlihat bahwa Ukraina tanpa barat memang macan sayur. Volodymyr Zelensky menutupi kemacansayuran itu dengan kepiawaiannya bernarasi selaku komedian yi profesinya di masa lalu sebelum jadi Presiden Ukraina.

Boleh dikata hari ke-485 Perang Rusia Vs Ukraina bukannya semakin menggembirakan barat, tapi menjadi sebuah pelajaran berharga atau input yang mencenungkan bagaimana memperlakukan sebuah negara proksi di mandala Eropa untuk masa yad.

Ketercenungan barat terjadi ketika serangan balik Ukraina yang sudah lama digembar-gemborkan itu ternyata ambrol. MBT kebanggaan Nato yi Leopard dan Bradley, langsung rompal di-hook artileri Rusia, bahkan HIMARS yang sudah lama digembar-gemborkan sebagai peluncur ganda roket tempur yang katanya wah itu, juga ambrol. Meski demikian media barat tetap keukeuh berpropaganda bahwa berkat bantuan barat Zelensky dapat merebut balik kl 100 Km2 daerah yang diduduki Rusia di Donbass. Sebuah propaganda yang sulit diverifikasi.

Sang Komedian Presiden Volodymyr Zelensky mencoba mengalihkan kesalahan atas kegagalan serangan balasan UAF terhadap Rusia, dengan argumen kekurangberhasilan ini karena kurangnya persenjataan Barat.

Dalam sebuah wawancara 21 Juni ybl Zelensky mengatakan serangan Angkatan Bersenjata Ukraina tidak berjalan sesuai rencana yang diinginkan otoritas Kyiv. Pemimpin Ukraina itu mengakhiri pernyataannya dengan permintaan agar barat mentransfer jet tempur F-16 ke Kyiv, dan juga menuntut jaminan keamanan dari NATO.

Zelensky sekali lagi mencoba menyalahkan AS dan NATO atas segalanya. Secara umum, sang komedian memang selalu menyalahkan orang lain atas segalanya ketika terjadi kesalahan.

Zelensky nyaris lupa bahwa Rusia memiliki salah satu pasukan pertahanan terbaik di dunia, dan serangan Ukraina telah gagal sejak awal, mengingat Angkatan Bersenjata Ukraina tidak memiliki pertahanan udara, atau penerbangan, sementara peperangan elektronik dengan peralatan NATO yang dilancarkannya sekarang, di samping tidak efisien, juga sangat mahal - Lih pravda.ru dalam https://tinyurl.com/2kzo74an

Ukraina seakan terkubur dalam mimpinya, dan NATO harus membayar mahal untuk serudukan terbaru Zelensky yang minta ini dan itu, utamanya meminta pesawat-pesawat barat yang canggih seperti F16 untuk pertahanan udaranya, bahkan ia kembali menoleh Israel agar membantunya dengan persenjataan berat made in Israel seperti MBT Merkava, Sistem Iron Dome, hingga senapan tempur ringan UZI yang terkenal itu.

Kalaupun perang ini akan terus digelindingkan Barat tanpa sebuah kesadaran terbuka bahwa itu semua akan sia-sia, sebagaimana tudingan Putin selama ini bahwa perang Rusia Vs Ukraina sekarang adalah Perang Proksi di mandala Eropa. Maka pada tahapan berikut setelah gagalnya counter offensive Ukraina belum lama ini, itu dipastikan adalah manuver terakhir yang sangat menentukan dari Rusia.

ICBM Sarmat

Di tengah-tengah keterhuyungan Ukraina dalam counter offensive sekarang, Putin dengan santainya menggelindingkan ICBM Sarmat, dan sebagai sinyal awal Rusia telah menempatkan sejumlah ICBM non-Sarmat di Belarus belum lama ini.

Barat tahu persis bahwa Rusia telah memulai produksi serial sistem rudal strategis generasi kelima, yang dirancang untuk silo. Itu adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-28 "Sarmat", yang menggantikan "Voevoda" R-36M2. ICBM baru ini akan berfungsi sebagai "payung nuklir" Rusia selama 50 tahun ke depan.

Keunggulan "Sarmat" adalah ia berkonsep "pemboman orbit". Sistem ini praktis tidak memiliki batasan jangkauan, dan dapat menyerang wilayah musuh dari segala arah.

AS sendiri telah lama ingin menciptakan sistem pertahanan rudal global. Sejauh ini mereka belum berhasil. Rusia telah mengantisipasinya dengan menciptakan RS-28 Sarmat. Selain itu, hulu ledak Sarmat memiliki radius pembiakan yang lebih besar, sehingga dapat memusnahkan area yang sangat luas.

Sarmat adalah salah satu dari enam senjata strategis baru Rusia yang dipresentasikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018. RS-28 Sarmat melakukan uji terbang pertamanya pada 20 April 2022. Kurang dari enam bulan kemudian, kontrak pun ditandatangani untuk pembuatan dan penyediaan sistem rudal strategis itu bagi Angkatan Bersenjata Rusia.

Diharapkan sampel serial pertama dari rudal tsb akan mulai tiba di divisi rudal ke-13 dan ke-63 Rusia sebelum akhir tahun ini. Roket akan diproduksi di Pabrik Pembuatan Krasnoyarsk - Lih yandex.news dalam https://tinyurl.com/2fth955q

Apa itu Rudal Sarmat

Rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat diharapkan menjadi tulang punggung penangkal serangan nuklir berbasis silo Rusia. Apa karakteristiknya? Mengapa Barat memberinya nama menyeramkan sebagai "Setan II'? Dan mengapa para perencana militer Rusia berharap senjata strategis itu tidak akan pernah digunakan?

Pada Rabu ybl, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peluncur Sarmat pertama yang dikatakannya sebagai "rudal berat terbaru" Rusia. ICBM Sarmat akan melakukan tugas tempurnya dalam waktu dekat.

Putin tidak merinci, kecuali mengatakan Rusia akan terus mengembangkan triad nuklirnya -- ICBM yang diluncurkan dari darat, laut dan udara - yang menurutnya akan berfungsi sebagai jaminan utama keamanan militer Rusia dan stabilitas global.

Media Barat sontak menanggapi Putin, dengan kata-kata "Putin mengintimidasi Ukraina dan dunia dengan ICBM super berat Sarmat, dan berjanji akan mengerahkannya dalam tugas tempur." Tabloid Inggeris menghiasi judul pemberitaannya dengan kata kerja yang menakutkan dan kata sifat seperti "memperingatkan" dan "menakutkan", menggunakan istilah "Setan II", dan menunjukkan bahwa Sarmat "diduga dapat mencapai Inggeris hanya dalam tiga menit dari Rusia, dan mencapai AS tidak sampai 10 menit."

RS-28 Sarmat adalah generasi terbaru ICBM Rusia berbasis silo. ICBM berpeluncur tiga tahap itu berbahan bakar cair. Sarmat dilengkapi beberapa kendaraan reentry yang dapat ditargetkan secara independen (MIRV -- Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle). Rudal super itu memiliki jangkauan operasional hingga 18.000 km, cukup untuk menargetkan hampir semua tempat di Bumi, dan dilaporkan dapat dilengkapi dengan 10-15 hulu ledak, hingga dua lusin kendaraan luncur hipersonik Avangard, atau kombinasi hulu ledak, termasuk hulu ledak boneka untuk mengalihkan perhatian dan mengelabui pertahanan rudal musuh.

Pekerjaan pengembangan awal Sarmat dimulai pada tahun 2011 oleh Biro Desain Makeyev, dipercepat pada tahun 2014 setelah kudeta Maidan di Kyiv, yang memutus kerjasama Rusia dengan kompleks industri militer Ukraina -- yang memiliki Biro Desain Yuzhnoye dan raksasa kedirgantaraan Yuzhmash yang telah ditugaskan untuk membuat rudal strategis jarak jauh yang berat di zaman Soviet.

Sarmat dirancang untuk menggantikan rudal R-36M2 Voyevoda -- modifikasi dari keluarga ICBM R-36 dan kendaraan peluncuran ruang angkasa yang dikembangkan pada 1960-an, dan varian Voyevoda yang ditingkatkan pertama kali diperkenalkan ke layanan pada tahun 1988.

Rudal berat baru tsb disebut-sebut sebagai respon Rusia terhadap "Prompt Global Strike" -- konsep yang sangat ambisius (dan berbahaya) yang dipikirkan oleh para perencana Pentagon yang mengusulkan serangan rudal jelajah massal konvensional untuk melucuti senjata musuh dan memenggal induknya.

Konsep PGS, diluncurkan tak lama setelah AS menarik diri dari Perjanjian Rudal Antibalistik dengan Rusia pada tahun 2002, mendorong Moskow untuk menghapus rencana pembuatan berbagai senjata canggih, termasuk rudal hipersonik dan kendaraan luncur, dan akhirnya Sarmat diciptakan sebagai upaya untuk mencegah para pemimpin militer AS menyimpulkan bahwa AS dapat melancarkan serangan mendadak terhadap Rusia, konvensional atau lainnya, tanpa menimbulkan respon yang menghancurkan dan berpotensi mengakhiri dunia dari pihak Rusia.

Masing-masing hulu ledak Sarmat memiliki daya ledak hingga 500 kiloton -- cukup untuk meratakan seluruh wilayah metropolitan utama. Sebagai perbandingan, serangan nuklir AS di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 memiliki daya ledak masing-masing hanya 15 dan 21 kiloton, tetapi dapat menghancurkan kedua kota tsb dan menewaskan lebih dari 225.000 orang.

Doktrin nuklir Rusia membatasi penggunaan senjata nuklir untuk membalas serangan besar musuh yang menggunakan senjata pemusnah massal, atau serangan konvensional yang massif sehingga eksistensi negara dianggap dipertaruhkan. Ini hanya berarti Rusia tidak akan pernah menggunakan Sarmat, atau senjata nuklir lainnya, taktis maupun strategis, kecuali ada ancaman serius.

Penamaan Sarmat dipetik dari orang-orang Sarmatian, yi konfederasi pengembara berkuda Iran Timur tempo doeloe yang diperkirakan tinggal di stepa Pontic-Caspian di Rusia selatan dan Ukraina dari abad ke-3 SM hingga abad ke-4 M, dan dikenal karena budaya maju mereka seperti penggunaan teknologi, dan adanya kalangan perempuan yang aktif di kemiliteran.

NATO menyebut Sarmat sebagai rudal "SS-X-29" atau "SS-X-30", tetapi media Barat sering menyebutnya "Setan II", mungkin karena asosiasi mengerikan istilah itu dengan kejahatan dan penderitaan. Nomenklatur "Satan II" sebenarnya berasal dari laporan NATO "SS-18 Satan" yang digunakan untuk rudal R-36M, sistem rudal yang akan digantikan oleh Sarmat, tetapi tidak pernah digunakan oleh militer Rusia.

Sarmat berhasil diujicoba dan diluncurkan oleh militer Rusia dari Kosmodrom Plesetsk pada April 2022. Dengan ditandatanganinya kontrak negara untuk pembuatan rudal pada Agustus, dan produksi massal dimulai pada Nopember oleh Krasnoyarsk Machine-Building Plant (KrasMash), rudal Sarmat pertama diperkirakan akan dikirim ke militer Rusia dan memulai tugas tempur sebelum akhir tahun 2023.

AS saat ini tidak memiliki ICBM yang analog dengan Sarmat. ICBM AS berbasis silo Minuteman LGM-30 memiliki jangkauan operasional hingga 13.000 km, berat lemparan antara 170 dan 335 kiloton, dan memiliki tiga tabung besar MIRV. Preferensi utama Washington adalah menempatkan senjata nuklir terberatnya itu di armada kapal selam nuklirnya.

AS tidak memiliki jenis pembatasan penggunaan nuklir yang sama seperti yang dilakukan Rusia, dengan Peninjauan Postur Nuklir 2022 dimana pemerintahan Biden dimungkinkan menggunakan senjata nuklirnya, bahkan serangan nuklir terhadap negara-negara non-senjata nuklir - Lih Ilya Tsukanov dalam sputnikglobe.com https://tinyurl.com/2nfvlte5

Kegagalan serangan balik Ukraina

Mengapa militer Ukraina mengalami kegagalan ketika melakukan serangan balik terhadap Rusia belum lama ini?

Pertama, kekuatan militer Rusia jauh lebih besar dibandingkan dengan Ukraina. Rusia memiliki sumberdaya, peralatan, dan personel yang lebih besar, termasuk dukungan udara, artileri, dan kekuatan tempur yang kuat. Perbedaan ini dalam kapabilitas militer dapat memberikan keunggulan taktis kepada Rusia.

Serangan Rusia pada 24 Pebruari tahun 2022 diduga terjadi secara tiba-tiba dan memanfaatkan faktor kejutan. Persiapan Ukraina tidak cukup memadai untuk menghadapi serangan yang sedemikian besar dan kompleks. Keunggulan ini telah memberikan keuntungan strategis kepada Rusia.

Rusia berhasil memanfaatkan kerentanan dalam infrastruktur Ukraina, seperti sistem komunikasi, logistik, dan pertahanan udara. Rusia juga memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan siber yang merusak dan mengganggu operasi militer Ukraina.

Kedua, Ukraina yang terbirit-birit untuk mendapatkan dukungan internasional yang memadai dalam hal bantuan militer atau intervensi langsung tak direspon maksimal oleh dunia, kecuali AS dan barat yang hanya sedikit mempengaruhi kemampuan Ukraina dalam melawan serangan Rusia.

Ketiga, faktor geografis turut mempengaruhi dinamika pertempuran. Perbatasan Ukraina-Rusia memiliki fitur geografis tertentu yang dapat menguntungkan pihak Rusia, seperti penggunaan sungai atau perbukitan sebagai garis pertahanan alami.

Apakah kegagalan serangan balik Ukraina ini pertanda barat dan NATO tidak dapat melanjutkan campur tangannya di Ukraina. Ini relatif sulit dijawab, maka saya mencoba meminjam realisme politik dari Profesor Hans Morgenthau si penulis buku legendaris "Politics Among Nations".

Negara dalam hal ini dianggap sebagai aktor utama yang bertindak berdasarkan kepentingan nasional dan persaingan kekuasaan. Prinsip utama realisme politik disini :

Pertama, ketidakpastian dan saling curiga. Realisme politik mengakui ketidakpastian dalam hubungan internasional dan asumsi bahwa negara-negara akan saling curiga dan berperilaku dengan kepentingan nasional sebagai prioritas.

Kedua, kekuatan sebagai faktor utama. Realisme politik menekankan peran kekuatan sebagai faktor utama yang membentuk hubungan internasional. Negara-negara akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan kekuatan mereka untuk melindungi kepentingan nasional.

Ketiga, ketidakmungkinan kerjasama yang sepenuhnya. Realisme politik menganggap kerjasama internasional sebagai sesuatu yang sulit dicapai secara konsisten, karena negara-negara cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri dan tidak dapat sepenuhnya mempercayai negara lain.

Keempat, penggunaan kekuatan dan pengaruh. Realisme politik mengakui penggunaan kekuatan sebagai alat penting dalam politik internasional. Negara-negara akan menggunakan kekuatan militer, ekonomi, dan politik untuk mencapai tujuan keamanan nasional mereka.

Berdasarkan prinsip-prinsip realisme politik ala Hans Morgenthau ini, maka kegagalan serangan balik Ukraina belum lama ini dapat diinterpretasikan sebagai faktor yang mempengaruhi akan semakin surutnya campur tangan Barat dan NATO di Ukraina.

Beberapa faktor yang mempengaruhi sikap Barat dan NATO :

Pertama, keseimbangan kekuatan. Kegagalan Ukraina dalam serangan balik telah menunjukkan ketidakseimbangan kekuatan antara Ukraina dan Rusia. Barat dan NATO melihat intervensi mereka akan menghadapi risiko besar dan hasil yang tidak pasti, mereka secara  diplomatis hanya mengiyakan lagu permintaan baru Zelensky, tapi enggan melanjutkan campurtangan militer.

Kedua, pertimbangan risiko. Barat dan NATO terkesan sudah menghitung risiko yang terkait dengan campurtangan militer, termasuk kemungkinan konfrontasi langsung dengan Rusia dan eskalasi konflik yang lebih luas. Jika risiko ini dianggap terlalu tinggi, mereka lebih suka memilih pendekatan yang lebih diplomatis atau memperkuat dukungan non-militer terhadap Ukraina.

Ketiga, prioritas nasional. Setiap negara atau aliansi memiliki prioritas nasional yang berbeda. Jika kepentingan nasional Barat atau NATO tidak secara langsung terancam oleh konflik di Ukraina, maka mereka dipastikan tidak memiliki insentif yang kuat untuk campurtangan secara militer.

Manuver Putin belum lama ini yang menyatakan bahwa ICBM Sarmat tak lama lagi akan digelar dan siap tempur untuk menangkal ancaman NATO dan Barat? Ini tentu sangat merisaukan AS dan Barat.

Pernyataan tsb mengacu pada peningkatan potensi militer Rusia dalam menanggapi ancaman yang dirasakan dari NATO dan negara-negara Barat. ICBM Sarmat, juga dikenal sebagai RS-28 Sarmat, adalah rudal balistik super antarbenua yang dikembangkan oleh Rusia.

Dalam konteks realisme politik, peningkatan kemampuan militer dan ancaman yang dinyatakan dapat dimengerti sebagai upaya untuk memperkuat kekuatan negara dan menunjukkan kesiapan untuk melawan potensi ancaman atau intervensi dari pihak lain.

Pernyataan Putin tsb dalam konteks hubungan internasional, khususnya dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti rivalitas geopolitik, kepentingan keamanan nasional, dan dinamika politik regional setidaknya mengisyaratkan bahwa Rusia sudah sampai pada pilihan terakhir kalau AS dan Barat tetap bersikukuh untuk mempertahankan kepentingan mereka di bumi Ukraina.

Wacana akhir

Kebingungan Zelensky sekarang karena kegagalan counter-offrensifnya, adanya manuver baru Putin yi akan segera menggelar ICBM Sarmat yang menjadi faktor penegas bahwa ia tak pernah bergeming dari "preemptive strike"-nya pada 24 Pebruari 2022 yang lalu, keterkejutan barat yang tak memperkirakan betapa mudahnya bagi Rusia untuk menghancurkan peralatan mereka seperti MBT Leopard dan Bradley, termasuk HIMARS peluncur ganda roket tempur. Itu semua adalah pertanda perang proksi di mandala Eropa sudah saatnya diakhiri.

Yang terpenting bagi AS dan Barat sekarang adalah menyiapkan evakuasi Volodymyr Zelensky dan keluarga ke dunia barat, dan mau menyadari kehadiran tatanan global yang baru yang multi polar. Di luar kemiliteran, BRICS adalah contoh terbaru yang harus segera disadarinya sekarang bahwa dunia non-barat takkan pernah mentoleransi dominasi ekonominya lagi.

Pada akhirnya siapapun, termasuk Indonesia, harus mengumandangkan dalam nada allegro sudah saatnya asset siapapun yang dibekukan AS dan Barat harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sejati.

Joyogrand, Malang, Fri', June 23, 2023.

Rusia mengujicoba Rudal RS-28 Sarmat tahun lalu. Foto: sputnikglobe.com 
Rusia mengujicoba Rudal RS-28 Sarmat tahun lalu. Foto: sputnikglobe.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun