Dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak 2010, jumlah penduduk Papua mengalami penambahan sekitar 1,47 juta jiwa, dan dalam kurun waktu yang sama, laju pertumbuhan penduduk Papua sebesar 4,13 persen per tahun.
Terlihat seperti ada perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,26 persen jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 yang sebesar 5,39 persen. Meski demikian, laju pertumbuhan penduduk Papua periode ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang sebesar 1,25 persen - lih BPS https://tinyurl.com/2mjqt468
Sementara dari 4,30 juta penduduk Papua, sebesar 92,83 persen atau sekitar 3,99 juta penduduk berdomisili sesuai KK/KTP. Sementara, sisanya sebesar 7,17 persen atau sekitar 308 ribu penduduk lainnya berdomisili tidak sesuai KK/KTP.
Jumlah ini mengindikasikan penduduk yang bermigrasi dari wilayah tempat tinggal sebelumnya dan sekarang sudah tidak tinggal pada alamat yang tertera di KK/KTP, itu terbukti cukup banyak.
Dari hasil SP2020 dapat diketahui mayoritas penduduk Papua didominasi oleh generasi Milenial dan generasi Z.
Proporsi generasi Milenial sebanyak 32,09 persen atau sekitar 1,37 juta dan generasi Z sebanyak 30,38 persen dari total populasi Papua atau sekitar 1,30 juta. Dari sudut pandang demografi, seluruh generasi Milenial merupakan penduduk yang berada pada kelompok usia produktif. Sementara itu, Generasi Z terdiri dari penduduk usia belum produktif dan produktif.
Sekitar 7 tahun lagi, Generasi Z akan mencapai usia produktif. Hal ini merupakan peluang dan tantangan baik di masa sekarang maupun yang akan datang, mengingat generasi inilah yang berpotensi menjadi aktor pembangunan bagi masa depan Propinsi Papua secara keseluruhan.
6 daerah Propinsi di Papua dengan luasan sekitar 81.049,30 km2 (lih wikipedia) membuat kita berdecak kagum dan terpesona bahwa Papua adalah propinsi terbesar dan terluas di Indonesia. Daerah ini di samping kaya dengan sda yang bernilai ekonomis dan strategis, yang telah mendorong bangsa-bangsa asing untuk menguasainya, juga merupakan hari depan Indonesia yang tentunya harus dikembangkan sebaik-baiknya dengan diujungtombaki warga Papua sendiri.
Adalah omongkosong kalau dikatakan tak ada keadilan di Papua. Itu hanyalah diksi kaum idealis dan kaum BSH avontur yang pada dasarnya malas bekerja, apalagi berpikir bagaimana agar daerah itu segera melambung namanya di pentas internasional. Mereka malah mengojok-ojok dan memprovokasi dengan angin surga bagaimana agar Papua lepas dari NKRI dan merdeka. Dasar idiot tak tahu diri.
Tetap konsisten
Solusi Papua? Untuk apa? Masalahnya solusi itu sudah lama tuntas. Boleh dikata usai Pepera 1960-an, seluruh Hindia Belanda sudah dalam pangkuan NKRI. Itulah final solution-nya.