Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Awas Faktor Penghancur Baperan

5 November 2021   15:03 Diperbarui: 5 November 2021   15:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa korelasi semuanya itu dengan sifat baperan. Ya, menjawab zaman. Saya pikir sifat baperan adalah adalah nilai-nilai lama kita yang harus segera kita tinggalkan. Orang baperan bersandar pada tatanan lama berpreferensi budaya sopan santun hipokrit yang menomorduakan akal sehat. 

Kita sudah terlalu lama takzim pada senioritas yang tidak proporsional yang terlalu menekankan harmoni dan lupa banjir dan pencemaran lingkungan ada dimana-mana. 

Kita terlena pada kalimat klise Indonesia kaya dengan keragaman alam dan manusia dan lupa bahwa kita kini sudah berjumlah kl 275 juta jiwa yang besok dan seterusnya perlu makanan sehat bergizi untuk dan demi kecerdasan bangsa. Dan itu semua harus segera diupayakan dengan bahasa teknis ekonomis dengan sedikit bahasa politis dan bahasa mimetis.

Manusia-manusia baperan zaman now adalah manusia-manusia Indonesia yang perlu diajari bagaimana menggunakan akal sehat dalam rangka survival dan perkembangan mulai dari keluarga, pertemanan, persaudaraan dan kebangsaan. Jangan malah kita kita jadi baperan karena terkontaminasi baperan-baperan yang merusak sendi-sendi organisasi, pertemanan dan persaudaraan kita.

Depok Bolanda, Fri', Nov' 05, 2021

referensi

Milenial dengan kereta dagang zaman now-dokpri
Milenial dengan kereta dagang zaman now-dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun