Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Awas Faktor Penghancur Baperan

5 November 2021   15:03 Diperbarui: 5 November 2021   15:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang baperan umumnya lebih nyaman saat diajak curhat atau ngobrol. Sebab mereka memiliki rasa empati yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang cuek dan biasa saja; (3) Bisa menjadi pemimpin yang hebat. Orang-orang baperan bukanlah orang yang suka mengontrol segalanya  jika menjadi seorang pemimpin. Mereka justeru akan lebih percaya dengan kemampuan anak buahnya. 

Sehingga Ia akan memberikan kesempatan mereka untuk berkembang; (4) Teliti. Orang-orang yang memiliki sifat sensitif dianggap lebih mampu menangkap hal-hal kecil yang sering terlewatkan. Misalnya, mereka tahu bagaimana suasana hati orang-orang disekitarnya berubah. 

Jadi mereka akan lebih hati-hati dan tahu bagaimana menangani hal tersebut; (5) Penyayang. Orang baperan adalah mereka yang seringkali dianggap sebagai pribadi penyayang. Hal tersebut muncul karena sensitivitas perasaan mereka terhadap orang lain.

Baperan dalam realitas

Sah-sah saja sih ketika kita terbawa perasaan, namun bisa jadi berakibat buruk jika selalu mengedepankan perasaan atas setiap situasi. 

Dalam pertemanan, persaudaraan, berinteraksi di sebuah organisasi atau di tempat kerja, sifat seperti ini akan cepat kita ketahui dari respon teman atau saudara kita itu, tapi sering kita sepelekan karena dianggap ah itu sih urusan dia, karena memang itulah kepribadiannya. 

Aspek psikologis yang disepelekan inilah yang membuat tiba-tiba urusan menjadi runyam ketika ntah mengapa terjadi semacam klimaks yang membuat sobat kita yang satu ini tiba-tiba tenggelam kedalam semacam lautan irasional karena sifat baperannya itu.

Hal-hal positif yang telah dikemukakan sebelumnya memang tak lantas meaningless. Tapi saya pikir itu adalah "primus inter pares" atau hanya dimiliki oleh segelintir orang saja. Kalaupun hal positif itu menjadi dominan, maka itu tentu takdir ybs yang berhasil mengedepankan akal-sehat ketimbang emosi. Ntahlah kalau ybs terbawa emosi ketika membaca sebuah karya sastera romantik yang sangat menggugah.

Kerangka Kluckhohn

Studi psikologi tentang nilai-nilai berharga dalam hidup ini biasanya dilakukan dengan sejumlah alasan. Dengan menggunakan konsep nilai, kita dapat mencari tau seluruh ruang kehidupan ini, bukan hanya sisi positif dan negatifnya saja seperti halnya sikap baperan.

Nilai adalah pusat pemikiran, emosi dan perilaku manusia. Nilai relevan dan valid secara lintas budaya. Nilai juga memungkinkan perbandingan antar kelompok dan orang-orang di dalam kelompok. Jika nilai penting artinya dalam psikologi, maka teori orientasi nilai adalah kerangka yang berguna untuk melihat dinamika masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun