Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perang Saudara Terdahsyat Sepanjang Masa

19 Januari 2023   11:08 Diperbarui: 19 Januari 2023   13:32 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat tanggapan  rakyat, sang kaisar tersenyum sinis.  Ia kembali mendekatkan bibirnya pada  tepi microphone. "Baik wargaku. Aku akan membiarkan bajingan ini berbicara sebelum ia kukirimkan ke alam baka."

Walaupun tak menganggap hal ini sebagai tindakan yang bagus, sang kaisar akhirnya memberi izin kepada musuh besarnya ini untuk berbicara. Ia memberi tanda kepada para pembantunya untuk undur dari sang tahanan yang terbelenggu itu dan memberinya sebuah microphone. Sang kaisar sendiri kembali duduk di takhtanya. Abner tetap berusaha berdiri tegak, menyapukan pandangannya ke sekelilingnya dan siap berbicara.

"Para warga Domus yang mulia. Jangan mengira bahwa aku adalah seorang anti kekaisaran. Sebaliknya, aku sama seperti kalian, bahkan aku adalah seorang pejuang sejati Kekaisaran Domus. Sepuluh tahun aku berada di tengah-tengah warga Frogsta sebagai seorang prajurit yang setia kepada kaisar, yang ditugaskan sebagai pemberantas pemberontak. Tetapi akhirnya aku sadar, bahwa kaum pemberontak itu sebenarnya adalah para pesakitan korban ambisi kaisar. Selama ini tanah mereka dirampas, dan mereka dijadikan budak di tanah sendiri demi memperkaya kaisar dan warga Kotaraja. Hingga saat ini, mereka adalah kaum termiskin di antara seluruh kalangan rakyat. Mereka berdemonstrasi meminta keadilan, tetapi selalu ditanggapi dengan kekerasan. Tidakkah masuk akal jikalau mereka memberontak untuk mempertahankan diri? Tidakkah adil jika mereka menuntut apa yang mereka mesti dapatkan?"

Mendengar itu sang kaisar berdiri dalam murkanya. Ia menyuruh para prajuritnya menyeret Abner keliling stadion dengan kereta kuda. Pemandangan itu sangat mengerikan. Setelah mengalami kekejian itu, Abner diikat pada sebuah tiang dan dicambuk dengan cambuk bersimpul besi di depan semua rakyat. Sekujur tubuhnya bersimbah darah.

Suara kesakitan dan derita yang terdengar pilu segera memenuhi stadion dengan kengerian. Rakyat yang menonton itu menjadi terbuka mata hatinya, menjadi tak simpatik lagi pada sang kaisar, dan balik bergemuruh dalam suara gerutu.

"Di depan kalian semua, aku akan menghabisi keparat ini, biar semua tahu bahwa melawan negara berarti kematian!"  Pekik sang kaisar.

Sebuah regu tembak yang terdiri dari delapan orang telah berdiri di depan Abner yang tengah diikat pada sebuah tiang. Ia tak nampak sebagai manusia lagi karena bersimbah darah dan debu.

"Dorrr!!!...dorrr!!!...dorrr!!!..."  Beberapa bunyi tembakan pecah. Peluru menembusi tubuh sang pesakitan. Darah segar mengucur memenuhi tanah stadion yang berumput hijau itu.

Melihat itu sang kaisar tertawa keras-keras. Tapi di luar dugaannya, tindakan itu sama sekali tidak direspon positif oleh rakyat. Mereka terhenyak, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

***

            Abner telah mati sebagai martir bagi perjuangan kaumnya. Darahnya telah menjadi benih bagi perjuangan kaumnya. Berita kematian Abner mengejutkan seisi Kekaisaran dan dunia internasional. Kaisar sendiri tak menduga bahwa ia ditangisi bukan saja oleh para pejuang Frogsta, tetapi oleh seluruh kekaisaran dan simpatisannya di seluruh dunia. Di mana-mana timbul spanduk dan karangan bunga yang mendukung secara terang-terangan kepahlawanan Abner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun