(KJ, 35 tahun)
Â
"Saya hanya menanamkan kedisiplinan ke anak, saya bersikap tegas, tidak pernah menganiaya" (PL,
26 tahun)
Â
" Sewaktu kecil, Bapak dan Ibu saya sangat galak, saya harus melakukan hal yang sama ke anak saya"(HK, 25 tahun)
Â
Pengalaman pengasuhan masa kecil yang negatif dari orang tua membawa dampak buruk bagi anak. Pada penelitian ini, orang tua cenderung memberikan pengasuhan yang sama dengan pengasuhan yang mereka dapatkan dari orang tua sebelumnya. Orang tua merasa bahwa tidak ada yang salah dengan pengasuhan tersebut dikarenakan mereka tidak melakukan kekerasan atau menyakiti fisik dari anak usia dini. Menurut orang tua, mereka hanya menerapkan kedisiplinan kepada anak meskipun dilakukan dengan nada tinggi. Orang tua tidak menyadari bahwa perilaku mereka akan menimbulkan dampak buruk atau luka pengasuhan bagi anak di masa yang akan datang. Pengasuhan negatif yang diterima dari orang tua sebelumnya akan berulang menjadi kekerasan di masa depan saat menjadi orang tua (Farhan et al., 2019). Pengalaman masa kecil akan menimbulkan gejala kejiwaan yang negatif pula (Waikamp et al., 2021). Luka pengasuhan yang salah mengakibatkan anak mengalami luka batin yang sulit untuk disembuhkan (Mardiah et al., 2021). Pengalaman masa kecil akibat kekerasan psikologis menimbulkan stress emosional dan akan terus tumbuh di ingatan anak usia dini (Shonkoff et al., 2020). Stress emosional membentuk perilaku negatif pada anak usia dini sehingga mempunyai kecenderungan berperilaku sama seperti apa yang dilakukan orang tua kepada mereka(Duffy et al., 2018).
Maka dari itu, seperti luka pada tubuh yang harus segera diupayakan untuk sembuh, maka luka pengasuhan bersifat psikis juga harus segera disembuhkan dikarenakan jika tidak segera disembuhkan maka akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan seperti adanya hubungan orang tua dan anak menjadi renggang, anak-anak secara tidak sadar akan mengikuti pola pengasuhan yang salah pada generasi selanjutnya, dan berdampak pada kesehatan pribadi.
Faktor keluarga
Orang tua yang selalu menyalahkan anak karena anak mengalami kelainan fisik seperti cacat atau retardasi mental menyebabkan anak usia dini semakin terpuruk karena keadaan fisik anak tidak sesuai dengan keinginan orang tua (Farhan et al., 2019).