Mohon tunggu...
Pandu Aditama
Pandu Aditama Mohon Tunggu... Konsultan - Business Development | B2B | Sales Marketing Enthusiast | People Development

IG: coachpandudewi Linkedin: Pandu Aditama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukang Pecel Naik Kelas, Kisah Manis Bersama Sampoerna

16 Desember 2016   17:27 Diperbarui: 19 Desember 2016   10:01 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finally! Tiga jam sidang, saya dinyatakan lolos dengan banyak revisi di sana-sini. Suka cita teman-teman menyambut saya di kontrakan. Rasanya seperti audisi pencarian bakat dan mendapatkan golden ticket.

Tak lama kemudian, Sampoerna menghubungi saya. Saya dinyatakan lolos tes tertulis dan lanjut mengikuti focus group discussion (FGD) dan interview. Alhamdulillah! Saya kabari orangtua agar selalu didoakan. Doa ibu adalah yang paling mujarab. Trust me!

Kali ini perjalanan menuju kantor HMS cukup menantangkarena saya sempat tersesat. Di sepanjang perjalanan, saya berkali-kali ditelepon oleh tim HRD yang ingin memastikan kehadiran saya pada tes ini.

Sesampainya di lokasi, kaki saya lemas seketika karena ibu receptionist bilang bahwa saya sudah terlambat untuk ikut tes. “Maaf, Mas, Mas telat ikut tes. Mohon maaf, ya.”

Saya tetap coba merayu dengan wajah memelas. ”Apakah memang sudah tidak ada kesempatan lagi, Bu? Saya terlambat karena salah busway. Mohon kebijaksanaannya, ya, Bu,” saya mengiba.

Si ibu menjawab dengan penuh kebijaksanaan: ”Maaf, ya, Mas Pandu, untuk group discussionyang sekarang sudah tidak ada kesempatan. Tapi Mas bisa ikut grup kedua setelah ini ya, he-he-he”.

Duh,ternyata saya dikerjain. Setelah sukses membuat saya pucat, ibu tersebut mempersilakan saya untuk duduk di sofa bersama pelamar lain yang lolos tes.

Setelah menunggu beberapa saat, FGD sesi kedua pun dimulai.

Kami diberi semacam studi kasus. Peserta FGD diminta merancang strategi untuk menjawab tantangannya. Saya yang pertama mengangkat tangan. Bukan untuk menjawab, tetapi menawarkan diri menjadi moderator. Rekan-rekan dalam grup akhirnya mempersilakan saya untuk memandu jalannya diskusi.

Banyak sekali pemaparan ide yang kalau saya simak bahasanya, dia pasti seorang expertise. Ada juga yang mengutarakan gagasan menggunakan bahasa Inggris yang sangat fasih. Saya tetap pada peran saya, yaitu menjaga ritme dan menyimpulkan result pada akhir diskusi.

Bapak-bapak tadi memberikan applause untuk kami semua dan mempersilakan kami menunggu sesi interview. Inilah tahap yang paling menentukan. Saya terus berdoa sembari menanti giliran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun