Mohon tunggu...
Pandu Aditama
Pandu Aditama Mohon Tunggu... Konsultan - Business Development | B2B | Sales Marketing Enthusiast | People Development

IG: coachpandudewi Linkedin: Pandu Aditama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukang Pecel Naik Kelas, Kisah Manis Bersama Sampoerna

16 Desember 2016   17:27 Diperbarui: 19 Desember 2016   10:01 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa 8 bulan bisnis warung pecel ini berjalan. Tak terasa juga saya hampir menyelesaikan penulisan skripsi setelah tak terhitung bolak-balik revisi.

Rasa-rasanya saya cocok untuk berbisnis selepas lulus kuliah. Saya sudah telanjur menikmati setiap alur dari proses ini. Tidak terikat waktu, bisa berimprovisasi seperti yang saya mau, dan yang terpenting, saya bisa membuka lapangan perkerjaan bagi yang membutuhkan.

Spirit inilah yang selalu ditanamkan oleh kampus tempat saya belajar yang concern mengembangkan semangat kewirausahaan dalam diri mahasiswanya.

Tapi saya masih berpikir dua kali dan saya tanyakan dalam hati. Apakah dengan bisnis ini saya bisa mapan dan mampu membahagiakan keluarga saya? Apakah dengan ini saya bisa mengembangkan bisnis lebih besar lagi?

Apakah dan apakah berikutnya selalu muncul dan akhirnya belum membuat saya yakin akan terjun 100 persen menggeluti bisnis sendiri. Sepertinya saya tetap harus bekerja dengan tidak meninggalkan cikal bakal bisnis yang sudah saya bangun. Justru saya yakin, dengan bekerja, saya bisa mengalokasikan pendapatan saya nanti untuk mengembangkan bisnis tersebut.

Maka mulailah saya berburu pekerjaan di luar sana. Di sela-sela waktu, saya sempatkan diri untuk melihat-lihat job posting dari banyak situs di internet. Saya fokuskan mencari lowongan pekerjaan dengan latar belakang marketing karena memang ini yang saya minati.

Dari dulu saya tertarik pada marketing karena sangat dinamis dalam bisnis. Saya bayangkan, pekerjaan ini tidak akan pernah membosankan.

Meskipun ijazah belum di tangan, saya tidak ragu untuk mencoba melamar pekerjaan. Bahkan saya sudah memiliki short list company yang harus saya coba lamar.

Saat itu gaji bukan menjadi prioritas saya dalam memilih perusahaan. Saya lebih fokus pada latar belakang dan sejarah perjalanan perusahaan yang saya bidik. Saya yakin bahwa jenjang karier dan kesejahteraan berbanding lurus dengan kredibilitas perusahaan dan lingkungannya.

Beberapa perusahaan besar di Indonesia sudah masuk daftar incaran saya. Salah satu yang terbesar adalah PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna).

Saat itu HMS membuka kesempatan kerja untuk posisi Supervisor Area Marketing. Agak ngerijuga baca titelnya: supervisor. Yang saya bayangkan, Sampoerna hanya menerima pelamar profesional atau berpengalaman kerja. Sedangkan saya, pegang ijazah sarjana saja belum. Ah, tapi apa salahnya mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun