Pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan tingkat kesiapan dan kemampuan pengikut. Misalnya, pemimpin yang lebih mengarahkan (directive) untuk pengikut yang belum matang dan mendukung (supportive) untuk pengikut yang lebih mandiri.
4. Contingency Theory
Efektivitas kepemimpinan tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dan situasi. Pemimpin harus memahami konteks seperti hubungan pemimpin-pengikut, struktur tugas, dan kekuasaan posisi.
5. Path-Goal Theory
Pemimpin membantu pengikut mencapai tujuan mereka dengan memberikan arahan, dukungan, dan sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pemimpin bisa berperan sebagai direktif, suportif, partisipatif, atau berorientasi pada pencapaian.
6. Leader-Member Exchange (LMX) Theory
Fokus pada hubungan antara pemimpin dan pengikut. Hubungan yang kuat (in-group) cenderung menghasilkan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan yang kurang dekat (out-group).
7. Transformational-Transactional Approach
Transformational leadership menginspirasi perubahan besar dengan memotivasi pengikut, sementara transactional leadership berfokus pada tugas dan imbalan untuk mencapai hasil spesifik.
8. Team Leadership Theory
Menekankan pentingnya pemimpin dalam mengelola tim secara efektif dengan menciptakan kolaborasi, menjaga komunikasi, dan memastikan tim bergerak menuju tujuan bersama.