“Saya mau tidur di aula pegawai pak,” kata saya.
“eh jangan mas, sini saja. pokoknya jangan mas,”
“Saya tidak enak mengganggu karena matrasnya cuma ada tiga,”
“Kalo mas disitu saya yang merinding. Kemarin pak Windi yang tidur disitu ketindisan. Disini saja mas nanti gampang bisa baku atur”
Melihat wajah pak Jamal yang serius. Saya kemudian meng-iya-kan permintaannya.
Salah satu pegawai mengambil tiga matras dan menata matras itu.
“tidur saja di matras ini mas, biar saya nanti tidur di atas meja ini,” kata pak Nano.
“eh...saya saja pak yang tidur di atas meja pak,” kata saya
“nggak apa-apa pak,” kata pak Nano
“Sudah mas, tidur di situ saja. tidak apa-apa. Saya ini bisa dibilang mata tipis mas. Saya bisa melihat hal-hal yang halus jadi kalau tadi mas tidur disana, saya malah jadi yang tidak bisa tidur.” Kata pak Jamal mencoba menerangkan alasannya tadi.
“Jujur mas, lapas ini banyak mas yang halus tinggal disini. Macam-macam yang pernah saya lihat. Makanya saya tahu nanti mas apa yang terjadi kalau mas tidur ruangan itu,” lanjut pak jamal