Mohon tunggu...
Muhamad Reza Pahlefi
Muhamad Reza Pahlefi Mohon Tunggu... Freelancer - UIN KH ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Ingin Menjadi Manusia yang bermanfaat untuk manusia lainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Harmoni Dengan Menelusuri Sejarah Hubungan Antara Sains dan Agama

14 Desember 2024   03:27 Diperbarui: 14 Desember 2024   03:27 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak 

Sejarah hubungan antara sains dan agama merupakan cerminan kompleksitas dinamika
intelektual manusia dalam mencari pemahaman tentang alam semesta dan makna kehidupan. Artikel ini menggali perjalanan hubungan antara sains dan agama dari perspektif sejarah, filosofis, dan sosial untuk memahami bagaimana hubungan ini berkembang seiring waktu. Dengan menganalisis titik konflik dan kolaborasi antara sains dan agama, artikel ini menyoroti pentingnya memahami peran masing-masing dalam membentuk pemahaman manusia tentang dunia. Kata kunci: sains, agama, sejarah, konflik, kolaborasi. Hubungan antara sains dan agama telah menjadi subjek yang kontroversial dan menarik perhatian banyak ilmuwan dan pemikir. Artikel ini menelusuri evolusi hubungan antara sains dan agama dari perspektif historis dan filosofis untuk menggali pelajaran yang dapat dipetik untuk memperkuat harmoni di masa kini. Dengan menyoroti kontribusi besar dari para ilmuwan dan pemikir dalam sejarah yang mampu menyatukan sains dan agama dalam kerangka pemikiran yang harmonis, artikel ini menunjukkan bahwa harmoni antara sains dan agama bukanlah hal yang mustahil. Kata kunci: harmoni, pemahaman, evolusi, ilmu pengetahuan, spiritualitas.

Pendahuluan 

Hubungan antara agama dan sains merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas,

terutama sejak munculnya gerakan sekularisasi di dunia Barat. Sejarah hubungan antara sains dan agama di Barat menjadi semakin populer sejak diperkenalkannya teori Heliosentris oleh Galileo Galilei (1564-1642). Pada masa itu, konsep bahwa bumi berputar mengelilingi matahari menantang pandangan kosmologi tradisional yang didukung oleh Gereja Katolik Roma. Hal ini memunculkan pertentangan antara pandangan agama dan penemuan ilmiah, yang kemudian membuka diskusi luas tentang batasan dan keterkaitan antara agama dan sains dalam mencari pemahaman tentang alam semesta (Amrullah, 2022). Sejak zaman kuno hingga era modern, hubungan antara sains dan agama telah menjadi

topik yang kompleks dan sering kali kontroversial. Perdebatan antara kedua bidang ini sering kali mencuat dalam berbagai konteks, mulai dari pertentangan dalam penafsiran terhadap fenomena alam hingga pertentangan dalam nilai dan keyakinan mendasar. Namun demikian, di balik perbedaan-perbedaan tersebut, terdapat juga sejarah panjang harmoni dan saling pengaruh antara sains dan Agama pada zaman kuno, sains dan agama tidaklah dipisahkan sebagaimana yang sering kita

temui dalam masyarakat modern. Berbagai peradaban kuno, seperti Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Islam Klasik, menyaksikan harmoni antara ilmu pengetahuan dan keyakinan agama. Contohnya, di Mesir Kuno, pengetahuan tentang astronomi digunakan untuk menentukan jadwal perayaan agama, sedangkan di Yunani Kuno, para filsuf seperti Pythagoras dan Plato memandang ilmu pengetahuan sebagai cara untuk memahami kebijaksanaan ilahi yang mengatur alam semesta. Pada masa Renaisans, hubungan antara sains dan agama kembali mengalami

perkembangan signifikan. Tokoh-tokoh besar seperti Galileo Galilei, yang terkenal karena konfliknya dengan Gereja Katolik terkait teori heliosentrisnya, sebenarnya juga merupakan seorang yang taat beragama. Baginya, sains adalah cara untuk mengagungkan kebesaran ciptaan Tuhan. Hal serupa juga dapat ditemui pada tokoh-tokoh lain seperti Isaac Newton, yang menyatukan keyakinan agamanya dengan penemuan-penemuannya dalam bidang fisika dan matematika. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sejarah hubungan antara sains dan agama juga

mencatat berbagai pertentangan dan konflik. Salah satu contoh terbesar adalah Konflik Galileo, di mana gereja Katolik pada saat itu menolak gagasan bahwa Bumi berputar mengelilingi matahari, sehingga memunculkan pertentangan yang mendalam antara sains dan agama. Di masa kini, perdebatan antara sains dan agama masih terus berlanjut, meskipun dalam

bentuk yang lebih kompleks. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, muncul pula berbagai pertanyaan etis dan moral yang sering kali bersinggungan dengan nilainilai agama. Di sinilah pentingnya memperkuat harmoni antara sains dan agama di masa kini. Dengan menelusuri sejarah hubungan antara sains dan agama, kita dapat memperoleh

pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati perbedaan, membangun dialog yang konstruktif, dan mencari titik temu antara kedua bidang ini. Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk menjelajahi sejarah perjalanan harmoni antara sains dan agama, serta mengidentifikasi pelajaran yang dapat kita petik untuk memperkuat harmoni di masa kini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun