Hal ini dikarenakan mereka baru saja memulai untuk beradaptasi, dan sayangnya adaptasi pembelajaran online tidak bisa secepat kilat.
Dengan demikian, salah satu cara mengatasi kendala ini adalah baik guru, siswa, dan kita semua harus sabar. Para guru jangan pernah menyerah untuk belajar menggunakan media pembelajaran digital, apalagi sampai merasa belum memerlukannya.
Laksana mengasah pisau yang berkarat, semakin sering diasah, maka pisau tersebut bakal semakin tajam. Kemampuan guru sebagai pembelajar sepanjang hayat juga demikian.
2. Guru Memberikan Terlalu Banyak Tugas
Barangkali anak-anak kita sudah merasakan betul akan hal ini. Siswa dan mahasiwa sering dibebankan oleh tugas yang terlalu banyak dan wajib dikerjakan dalam waktu singkat.
Hitung-hitungannya sangat sederhana. Anggap saja di sekolah ada 10 mapel, dan kesepuluh guru mapel semuanya memberikan 20 tugas. Hemm. Semakin jenuhlah para siswa.
Kiat mengatasi pembelajaran online ini adalah perlu diadakan kolaborasi dan komunikasi aktif antar sesama guru. Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi beban tugas siswa.
3. Sinyal Internet Plintat-Plintut
Sinyal internet bermasalah itu sudah biasa, kan? Hehehe. Kadang kala kita tak bisa menyalahkan sinyal karena memang provider yang kita gunakan itu kurang kencang.
Lagi-lagi siswa dan guru perlu sabar terhadap hal ini. Jikalau tak mampu menggelar Zoom, maka sajikan pula rekaman relay maupun replay via YouTube agar siswa lebih leluasa menyimak pembelajaran.
4. Tidak Semua Siswa Punya Smartphone
Benar. Apalagi siswa SD dan SMP. Masih jarang dari mereka yang sudah memiliki Smartphone pribadi.
Terkadang, jika di dalam satu keluarga ada 3 anak, maka ketiga anak tersebut kerap kali bergantian menggunakan 1 handphone.
Untuk mengatasi hal ini, koordinasi, pengertian, dan kebijaksanaan guru perlu ditingkatkan. Soalnya, pembelajaran terbaik adalah ketika semua siswa mendapat akses layanan pendidikan yang sama.