Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keunikan Guru di Kota Jeju, Korea Selatan, Bisa Ditiru!

16 Oktober 2024   05:44 Diperbarui: 16 Oktober 2024   19:08 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami menyebutnya pagi ini sebagai small party berbagi snack.

Nah, kebiasaan berbagi ini terjadi setiap hari. Secara bergantian rekan-rekan guru membawa snack, teh dan kopi ke sekolah. 

Selama hampir 2 bulan mengajar di Jejuseo Middle School, saya telah beberapa kali juga ikut membagikan kopi Maxim khas Korea dan tentu saja satu paket sedang kopi Arabika khas Toraja yang saya bawa.

Jalan Kaki

Guru-guru di Korea Selatan, khususnya di Kota Jeju sangat suka jalan kaki. Setiap hari saya selalu beriringan dengan sejumlah guru muda yang jalan kaki lebih dari satu kilometer menuju sekolah. Padahal, ini kota metropolitan. Pilihan alat transportasi banyak. Bisa naik taksi, bus atau skuter.

Saya pastikan para guru rata-rata membuat minimal 10 ribu langkah setiap hari. 

Memang sejumlah guru tetap mengendarai mobil ke sekolah, tetapi aktifitas mereka  selanjutnya selama durasi waktu di sekolah adalah berjalan kaki.

Nah, di sinilah saya menyimpulkan mengapa guru Korea memiliki badan atletis dan tidak kegemukan meskipun banyak mengonsumsi air es dan makanan berlemak. Ya, banyak jalan kaki.

Baju Kerja Santai

Pilihan baju kerja bagi guru Korea juga tak ada batasan. Bebas tetapi sopan dan rapi. Tak ada ketetapan pakaian dinas harian. 

Hal ini tentunya mendukung performa dan rasa percaya diri para guru. Terutama dalam aktifitas tambahan lainnya di sekolah.

Ada guru laki-laki yang rutin pakai kemeja dan dasi, pakai jas, t-shirt, jaket, pakai celana jeans, dll. Demikian pula di kalangan guru perempuan. 

Saya mengenakan baju batik dan sarung Toraja saat mengajar Ethics. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Saya mengenakan baju batik dan sarung Toraja saat mengajar Ethics. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun