Saya pun membiasakan diri mengenakan pakaian batik dan pakaian adat Toraja ke sekolah. Hal ini saya maksudkan untuk memperkenalkan keragaman produk dan budaya Indonesia kepada siswa dan guru.
Ternyata, pakaian motif batik dan tenun Toraja yang sering saya pakai mendapatkan apresiasi positif dari mereka.Â
Beragam pertanyaan muncul dari siswa, termasuk guru-guru.
Sesekali pula saya mengenakan kostum khas Korea, yakni rompi rajut. Ketika saya mengenakan rompi rajut ini, siswa dan guru pun merespon.
"Teacher, you are a Korean now."
Pada hari yang lain, saya juga sering mengenakan celana jeans, baju kaos dan sepatu running ke sekolah.
Saya bisa menyimpulkan bahwa pilihan pakaian kerja yang tak dibatasi bagi guru Korea tentunya didasari dengan niat untuk membangun rasa percaya diri. Penampilan berbanding lurus dengan performa di depan kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H