Dari pos depan, kami hanya 2 orang di pagi itu. Di depan saya seorang wanita sekitar 30 tahunan lebih duluan sekitar 50 meter. Sangat sunyi sepanjang jalur awal pendakian sejauh 3,2 km menuju Tamna Valley. Jalur awal ini masih landai dan masuk kategori hijau ke kuning.Â
Di Tamna Valley, ujian pertama menanti. Setelah menuruni anak tangga papan yang menukik sejauh 100 meter, di ujung jembatan langsung berhadapan dengan tanjakan "super mewah" menukik tajam seperti memanjat tiang listrik sejauh kirang lebih 100 meter. Beruntung ada tali pengaman pada kedua sisi jalur trekking.
Melewati Tamna Valley, hanya sedikit bonus. Sisanya mendaki terus menuju titik Ant Back hingga Samgakbong Shelter. Total ada 2 lokasi titik toilet dan rest area yang bisa digunakan istirahat sejenak, yakni di pertengahan jarak Tamna Valley dan Ant Back, serta di Samgakbong Shelter.
Saya mulai merasakan ada yang kirang beres di bagian belakang lutut kanan. Jika melangkah seperti ada urat tertarik. Sesekali saya urut. Semangat saya masih full. Harus tuntas hari ini.Â
Saya melangkah dengan pelan dan perlahan. Beberapa pelari trail run berpapasan dengan saya turun dari puncak. Sejumlah pendaki juga sudah mulai meninggalkan saya. Mereka berombongan 4-8 orang.Â
Yang mendaki kali ini lebih banyak wanita muda yang lewat Gwaneumsa. Salah satu pemicunya adalah jalur Seongpanak sudah full pendaftar.
Kurang lebih 2,5 jam berjalan kaki untuk jarak sejauh 6,9 km dengan diselingi beberapa kali istirahat singkat, saya tiba di Samgakbong Shelter.Â
Sangat disarankan untuk buang air kecil  dan mengisi perut di Samgakbong Shelter. Di sini, terdapat satu pintu gerbang menuju puncak dan akan ditutup pada pukul 11.30.Â
Cuaca penuh kabut dan sangat dingin di sini, sekitar 12-14 derajat celcius. Beberapa pendaki langsung masuk shelter untuk makan, minum dan menghangatkan badan. O ya, di shelter ini ada fasilitas WiFi gratis. Beberapa titik pendakian dari Gwaneumsa masuk area blank spot. Jadi, ketersediaan WiFi ini sangat mendukung pendaki.
Dari pintu gerbang Samgakbong inilah summit attack  yang sesungguhnya. Masih ada tanjakan sejauh 2,7 km dengan hanya 4 kali bonus sesaat.Â
Jalur landai 100 meter yang menuruni jalur menuju jembatan merah. Setelah itu terus mendaki tanpa henti. Kaki saya benar-benar sudah perih di sini. Urat betis kaki kanan sudah ngilu. Tetapi, semangat menuju Baeknokdam masih membara.