Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan Bersejarah Menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Korea Selatan

14 Oktober 2024   18:10 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabut menyelimuti jembatan menuju puncak Gunung Hallasan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Yang mendaki kali ini lebih banyak wanita muda yang lewat Gwaneumsa. Salah satu pemicunya adalah jalur Seongpanak sudah full pendaftar.

Hampir 4 jam berjalan kaki untuk jarak sejauh 6,9 km dengan diselingi beberapa kali istirahat singkat, saya tiba di Samgakbong Shelter. Sangat disarankan untuk buang air kecil  dan mengisi perut di Samgakbong Shelter. Di sini, terdapat satu pintu gerbang menuju puncak. Akan ditutup pada pukul 11.30. 

Cuaca penuh kabut dan sangat dingin di sini, sekitar 12-14 derajat celcius. Beberapa pendaki langsung masuk shelter untuk makan, minum dan menghangatkan badan. O ya, di shelter ini ada fasilitas WiFi gratis. Beberapa titik pendakian dari Gwaneumsa masuk area blank spot. Jadi, ketersediaan WiFi ini sangat mendukung pendaki.

Dari pintu gerbang Samgakbong inilah summit attack  yang sesungguhnya. Masih ada tanjakan sejauh 2,7 km dengan hanya 4 kali bonus sesaat. Jalur landai 100 meter yang menuruni jalur menuju jembatan merah. Setelah itu terus mendaki tanpa henti. Kaki saya benar-benar sudah perih di sini. Urat betis kaki kanan sudah ngilu. Tetapi, semangat menuju Baeknokdam masih membara.

Baju dan tas ransel saya sudah basah ditembus kabut yang bergantian dengan hujan rintik-rintik.

Ah... di mana puncak... masih jauh. Hingga pada akhirnya saya tiba di vegetasi terbuka pada ketinggian 1.800 meter. Hanya dihiasi pohon cemara. Angin makin kaut berhembus. Kabut tebal mulai menyerbu kawah Baeknokdam di puncak. Pemandangan ini sangat luar biasa. Sejumlah pendaki bahkan berfoto ria pada beberapa tikungan menuju puncak.

Kabut menyelimuti jembatan menuju puncak Gunung Hallasan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kabut menyelimuti jembatan menuju puncak Gunung Hallasan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Menjelang pukul 12:30, saya akhirnya menginjakkan kaki di Baeknokdam. Tak terasa, di tengah kenahagiaan, air mata saya menetes. Saya menangis bahagia tiba di puncak Gunung Hallasan, Baeknokdam, puncak Gunung tertinggi di Korea Selatan.

Terima kasih Tuhan. Akhirnya, bisa mencapai mimpi pribadi bisa mendaki gunung. Ini adalah rekor pribadi saya. Kebanggaan yang luar biasa karena bisa menaklukkan gunung tertinggi Korea Selatan.

Saya adalah satu-satunya orang Indonesia di puncak, dari ratusan pendaki yang silih berganti antri dengan tertib mengambil dokumentasi di dua tugu puncak Baeknokdam.

Beberapa pendaki lokal Korea menyebut nama Indonesia ketika melihat ada bendera Merah Putih di baju saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun