Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksegese Teks Injil Markus 1:12-13

17 Mei 2021   22:37 Diperbarui: 18 Mei 2021   15:33 2625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Osti Lamanepa, Mahasiswa Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang

I. Pengantar

 Saya memilih teks injil sinoptik dari Mark 1:12-13 tentang pencobaan di padang gurun sebagai bahan untuk eksegese saya. Dalam kesempatan ini saya akan melihat latar belakang teks, menganalisis Mark 1:12-13, dari sudut cerita, sintaksis, dan semantiknya, strukturnya, isi teks, dan melihat pesan teologis dari teks Mark 1:12-13. Oleh karena itu, saya akan membaginya kedalam beberapa bagian agar memudahkan kita untuk mengerti teks injil Mark 1:12-13 dengan lebih baik.

II. Pembahasan

2.1. LATAR BELAKANG TEKS MARK 1:12-13

2.1.1. Latar Belakang Sosial-Budaya

Latar belakang sosial-budaya dalam Mark 1:12-13 ini perlu dilihat dalam perspektif kehidupan orang Roma. Mengapa demikian? Karena Injil Markus ini ditulis oleh Markus untuk konteks orang Roma saat itu, maka kalau dilihat secara teliti, kebanyakan dalam seluruh Injil Markus ini bahasanya pendek-pendek atau singkat-singkat. Keseluruhan Injil Markus dibagi dalam tiga tahap yakni mengungkapkan siapa itu Yesus dan menjadi pengikut-Nya. Yang kedua mengungkapkan atau memberitahukan kepada para pembaca bagaimana menjadi murid Kristen yang sejati. Dan yang ketiga adalah konteks kehiidupan Gereja sampai Kristus datang kembali. Markus melihat kematian Yesus bukanlah titik akhir, melainkan kebangkitan-Nyalah yang menjadi dasar kepercayaan iman kita kepada-Nya.

2.1.2. Ekonomi dan Politik

Situasi ekonomi dan politik orang Roma saat itu boleh dikatakan sangat baik. Hal ini membuat mereka seringkali sombong mementingkan kekuasaan, kemewahan, dan kehormatan. Pencobaan di padang gurun ini secara tidak langsung menjadi pelajaran untuk orang-orang Roma yang memintingkan ketiga hal itu. Bagi mereka kekuasaan, kemewahan, dan kehormatan adalah hal yang paling penting. Namun Yesus mengatakan bahwa semua hal itu tidak penting. Yang penting adalah bagaimana mengenal Allah dalam Roh dan kebenaran.

3.1. Bagian Analisis

.A. ANALISIS CERITA (Mark 1:12-13) PENCOBAAN DI PADANG GURUN

3.1.1. Analisis Teknik Cerita atau Metode cerita

Ayat

Kalimat

Teknik Cerita

12

Segera sesudah itu, Roh memimpin Dia ke padang gurun

Narasi

13

Di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia dicobai oleh Iblis. Ia tinggal bersama dengan binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Narasi

 

3.1.2. Analisis Perulangan Kata Antar Bagian

Kata

Narasi

Dia

2 Kali Muncul (dalam ayat 12 dan ayat 13)

Gurun

2 Kali Muncul (dalam ayat 12 dan 13)

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan perikop Injil Mark 1:12-13, terdapat kata atau frase yang mengalami perulangan. Kata Dia mengalami perulangan sebanyak dua kali (pada ayat 12 dan ayat 13) dan kata gurun mengalami perulangan sebanyak dua kali (dalam ayat 12 dan ayat 13).

3.1.3. Analaisis Alur Cerita Mark 1:12-13

3.1.4. Analisis Tokoh atau Pelaku

Ayat 

Tokoh

Tindakan

12

Roh, dan Yesus

Segera seusudah itu, Roh memimpin Dia ke padang gurun

13

Yesus, Iblis, dan  Malaikat-malaikat

Selama empat puluh hari Ia dicobai Iblis, Ia tinggal bersama binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

 

 

3.1.5. Hubungan antar pelaku

Berdasarkan analisis tokoh atau pelaku diatas, kita dapat mengetahui bahwa perikop Injil Mark 1:12-13 ini memiliki 5 pelaku cerita. Pelaku utamanya adalah Yesus. Iblis, malaikat-malaikat, dan bintang-binatang sebagai tokoh pelengkap cerita.

3.1.6. Watak Para Pelaku Mark 1:12-13

  • Roh
  • Roh dalam perikop Injil ini ditampilkan sebagai penuntun Yesus menuju padang gurun. Kita semua mengenal dan mengetahui bahwa ada juga Roh jahat. Di sini dapat di simpulkan bahwa Roh Allah sendiri yang memimpin Yesus ke padang gurun. Rupanya Roh yang baru saja turun atas diri-Nya pada peristuiwa pembabtisan, selanjutnya mendesak Dia pergi ke gurun. Yesus harus mengalami gurun itu secara lebih mendalam.
  • Yesus
  • Yesus dalam perikop Injil ini, ditampilkan sebagai orang yang penurut. Hal ini kita lihat secara jelas dalam ayat 12 bahwa Roh memimpin Dia ke padang gurun. Tanpa protes atau tanpa perdebatan Yesus pun menuruti apa yang diingini oleh Roh itu dan membawanya ke padang gurun.
  • Iblis
  • Dalam PL, kata iblis atau satana serarti dengan penuduh/pendakwa/ lawan. Dalam PB, kata iblis mengacu pada majikan segala kuasa jahat, lawan Allah dan musuh manusia. Iblis yang mencobai Yesus berusaha menghentikan terwujudnya kerajaan Allah di bumi. Injil-injil sinoptik tidak pernah berbicara tentang asal-usul iblis namun menggambarkannya sebagai kekuatan yang mengupayakan kehancuran manusia. Kekuatan itu sudah dipatahkan oleh karya Yesus, namun belum dihancurkan secara tuntas. Markus tidak melaporkan apakah Yesus menang atas iblis dan kapan cobaannya berakhir (berbeda dengan Mat 4:11 dan Luk4:13). Ia kiranya yakin bahwa kemenangan definitif Yesus atas iblis tidak terjadi di gurun saja tetapi mencobai Yesus dalam seluruh karya pewartaan-Nya selama di dunia ini.
  • Malaikat-malaikat
  • Dalam kisah-kisah PL khususnya kisah-kisah mengenai Keluaran pertama dari Mesir, tema malaikat yang memimpin dan meolong Israel sangat ditonjolkan (Bdk Kel 14:19, 23:20, 32:34, 33:2). Dalam 1 Raj 19:5-7 dikatakan bahwa selama di gurun, Elia dibantu oleh seorang malaikat yang menghidangkan makanan kepadanya. Dalam ayat 13 ini, Markus berbicara tentang banyak malaikat. Mereka itu pelayan-pelayan Allah. Yesus pun dibantu oleh mereka di gurun. Artinya baik Allah (lewat para malaikat) maupun iblis (lewat binatang-binatang liar dan cobaan) mengerahkan seluruh kekuatannya pada Yesus di gurun. Dari satu pihak iblis mau meremukkan Yesus tetapi dari lain pihak Ia harus ditunjang oleh Allah lewat para malaikat yang dating melayani-Nya. Kisah tentang cobaan Yesus di gurun ini sangat singkat sehingga berbeda sekali dengan kisah serupa yang berada dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Tetapi justru cerita yang singkat ini dapat ditangkap maksud penulisnya. Ia tampaknya yakin bahwa Yesus sangat memahami seruan Yohanes Pembabtis secara lebih mendalam. Israel harus kembali ke gurun untuk membaharui diri, untuk hidup sebagai anak Allah, dan membuktikan niat itu dengan menerima baptisan. Karena itu, biarpun sudah dinyatakan sebagai Putra Allah yang terkasih, Yesus tetap tinggal di gurun. Ia seorang manusia yang benar-benar taat pada Roh yang tidak mengizinkan-Nya untuk meninggalkan gurun begitu saja. Akibat ketaatan itu Yesus harus berkonfrontasi dengan Iblis, mengalami cobaan, hidup bersama binatang-binatang liar dan menerima pelayanan para malaikat. Di gurun Yesus membuktikan diri-Nya sebagai manusia yang taat kepada Allah. Gurun tempat bangsa Israel yang kalah total, Yesus justru berhasil. Yesus bertahan supaya kelak terciptalah Israel yang baru.

4.1. Analisis Peristiwa

4.1.1. Dari Hubungan sebab Akibat

Bagian 1 dan Bagian 2

Sebab

Akibat

Ayat 12 dan Ayat 13

Segera sesudah itu, Roh memimpin Dia kepadang gurun

Di padang gurun itu, selama empat puluh hari, Ia dicobai oleh Iblis. Ia tinggal bersama dengan binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat nelayani Dia.

 

Dari uraian diatas dapat dilihat dua tindakan sebab akibat. Tindakan-tindakan itu antaralain; tindakan yang terdapat dalam ayat 12 dan dalam ayat 13. Tindakan di ayat 12, memunculkan tindakan pada ayat 13.

4.1.2. Dari Sudut Ruang dan Waktu

Bagian 1 Paragraf Pertama

Kutipan Kalimat

Struktur Waktu

Struktur Ruang

Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke

padang gurun

Seting waktu dalam bagian pertama ini merupakan lanjutan dari peristiwa pembabtisan Yesus di Sungai Yordan

Tempat peristiwa itu terjadi yaitu padang gurun

 

Bagian 2 Paragraf Kedua

Kutipan Kalimat

Struktur Waktu

Struktur Ruang

Di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia di cobai oleh Iblis. Ia tinggal bersama dengan binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Seting waktu dalam bagian kedua ini merupakan waktu saat Yesus sudah berada di padang gurun.

Tempat peristiwa itu terjadi yaitu di padang gurun

Dari analisis ruang dan waktu diatas, dapat disimpulkan bahwa pada bagian pertama struktur waktunya dijelaskan dengan kalimat pembuka yakni segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Peristiwa ini terjadi persis setelah Yesus selesai di babptis oleh Yohanes Pembabtis di sungai Yordan. Namun kapan persisnya tidak dikatakan secara eksplisit apakah pagi, siang, atau sore. Sedangkan struktur ruang dan tempatnya yakni di padang gurun.

Bagian kedua struktur waktunya diterangkan dengan kalimat "Di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia di cobai oleh Iblis. Ia tinggal bersama-sama dengan binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Rupanya struktur waktu ini belum terlalu jelas yaitu kapan Ia di cobai oleh Iblis, kapan malaikat-malaikat melayani Dia. Walaupun demikian struktur tempat dan ruang tidak mengalami tidak mengalami pergeseran dari tempat sebelumnya yakni padang gurun.

4.1.3. Struktur Dramatisasi

Bagian pertama (Ayat 12) merupakan bagian pembuka cerita keseluruan tentang pencobaan Yesus di gurun. Pada bagian ini belum terjadi konflik antara Yesus dan Iblis. Bagian kedua (Ayat 13) sudah ada konflik antara Yesus dan Iblis. Pada ayat 13 dikatakan bahwa "selama empat puluh hari Ia dicobai oleh Iblis".

4.1.4. Struktur Irama Cerita

Bagian 1

Ayat

Adegan atau Irama Cerita

Keterangan

Mark 1:12

12

Cepat

Dikatakan cepat karena keterangan waktu sangat jelas pada ayat 12 yakni segera sesudah itu, Roh memimpin Dia ke padang gurun.

 

Bagian 2

 

Ayat

 

Adegan atau Irama Cerita

 

Keterangan

Mark 1:13

13

Lambat

Di katakan lambat karena keterangan waktu sangat jelas pada ayat 13 yakni di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia di cobia oleh Iblis. Ia tinggal bersama-sama dengan binatang-bianatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

2.2.5. Analisis Sudut Pandang

Sudut Pandang

Penjelasan

Pencerita atau Orang ketiga di luar Teks

Sudut pandang ini dapat di buktikan dari bentuk perikop Injil Mark 1:12-13 ini yang sebagian besar berupa narasi. Pencerita juga banyak menggunakan kata ganti orang ketiga yakni ia, dia. Pencerita tidak terlibat langsung dalam cerita ini tetapi mengetahui jalannya cerita secara detail dan keseluruhan.

 

4.1.6. Kesimpulan Umum Analisis Cerita

Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis cerita diatas antaralain sebagai berikut;

  • Sebagian besar cerita dalam perikop Injil Mark 1:12-13 ini berbentuk narasi, hanya memiliki dua bentuk monolog dan tidak ada dialog. Dalam cerita ini juga terdapat empat tokoh yakni Yesus sebagai tokoh protagonis, Iblis sebagai tokoh antagonis, Roh sebagai tokoh figuran, dan malaikat-malaikat sebagai tokoh pelengkap.
  • Pada umumnya tempat terjadinya peristiwa itu adalah di gurun. Seting waktunya dalam perikop Injil Mark 1:12-13 hanya dalam satu periode yakni waktu saat Yesus sudah berada di padang gurun.
  • Pada ayat pertama yakni ayat 12 ini, belum terjadi konflik. Konflik justru terjadi pada bagian kedua yakni pada ayat 13. Situasi pada bagian kedua menjadi tegang ketika munculnya tokoh baru yakni Iblis yang berusaha mencobai Yesus, namun pada bagian akhir ada tahap penyelesaian dan malaikat-malaikat dating melayani Yesus.
  • Cerita ini memiliki irama tersendiri diantaranya pada ayat 12 yang berirama cepat dan pada ayat 13 yang berirama lambat.
  • Cerita dalam perikop ini memiliki sudut pandang orang ketiga dimana pencerita tidak terlibat dalam cerita dan hanya berfungsi sebagai pencerita.

B. ANALISIS SINTAKSIS (Mark 1:12-13)

Dalam analisis sintaksis ini pertama-tama, saya akan membagi perikop ini berdasarkan kalimat-kalimatnya. Setelah melakukan pembagian kalimat-kalimatnya, selanjutnya saya akan menentukan fungsi-fungsi setiap kata atau frasa yang ada dalam kalimat yakni menentukan mana subjek (S), Predikat (P), objek (O), pelengkkap (Pel), Keterangan (K), konjungsi (Konj), aposisi (Apo), dan interjeksi (Interj). Setelah itu saya akan menentukan bentuk kalimat yaitu kalimat majemuk (setara, bertingkat, campuran), jenis kalimat (berita, tanya, perintah) dan menentukan jenis-jenis kata benda yang terkandung didalamnya yakni kata benda konkret dan abstrak.

5.1. Pembagian Teks Berdasarkan Kalimat Markus 1:12-13

No

Nomor Urut Kalimat

Kalimat

1

Kalimat 1 Ayat 12

Segera sesudah itu, Roh memimpin Dia kepadang gurun

2

Kalimat 2 Ayat 13a

Di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia di cobai oleh Iblis

3

Kalimat 3 Ayat 13b

Ia tinggal dengan binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia

Dari pemilahan diatas dapat kita lihat bahwa perikop Injil Mark 1:12-13 memiliki 3 kalimat. Kita juga dapat melihat bahwa terdapat satu ayat yang memiliki beberapa kalimat misalnya pada ayat 13 memiliki 2 kalimat yakni pada ayat 13a dan 13b. Dalam pembagian ini saya tetap memisahkan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya berdasarkan tanda baca titik.

5.1.1. Sintaksis Tiap Kalimat 

  • Kalimat 1 ayat 12

            Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.

Ket. Waktu

Subjek

Predikat

Objek

Ket. Tempat

Segera sesudah itu

Roh

memimpin

Dia

Ke padang gurun

Kalimat diatas dari segi bentuknya termasuk kalimat majemuk tunggal. Dari jenisnya kalimat ini termasuk kalimat berita.

Jenis-jenis kata benda:

            Konkret: Roh, Dia (Yesus), padang gurun

            Abstrak: -

  • Kalimat 2 ayat 13a

            Di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia dicobai oleh Iblis

Ket. Tempat

Ket. Waktu

Subjek

Predikat

Objek

Di padang gurun itu

selama empat puluh hari

Ia

dicobai

Iblis

Kalimat diatas dari segi bentuknya termasuk kalimat tunggal. Jenis kalimat ini merupakan kalimat berita.

Jenis-jenis kata benda:

            Konkret: Padang gurun, Ia (Yesus), Iblis

            Abstrak: -

  • Kalimat 3 ayat 13b
  •  
  • Ia tinggal bersama dengan binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia

Subjek

Predikat

Predikat

Konj

Objek

Konj

Objek

Predikat

Objek

Ia

tinggal

bersama

dengan

Binatang-binatang

dan

malaikat-malaikat

melayani

Dia

 

Kalimat ini merupakan kalimat majemuk setara. Dari segi jenisnya kalimat ini termasuk jenis kalimat berita.

Jenis-jenis kata benda:

            Konkret: Ia (Yesus), binatang-binatang liar, malaikat-malaikat.

            Abstrak: -

C. ANALISIS SEMANTIK

  • Sebelum melanjutkan analisis semantik ini, pertama-tama saya akan menjelaskan terlebih dahulu arti dari semantik. Semantik, bahasa Yunani: semantikos, aritinya memberikan tanda. Dengan kata lain semantik adalah pembelajaran tentang makna.(  https://id.wikipedia.org/wiki/Semantik, diakses di Seminari Montfort, Sabtu, 30 Mei 2020, pukul 17.12 WIB)
  • Oleh karena itu dalam analisis ini, tugas kita adalah mencari atau menemukan makna, arti dan pergeseran makna dari setiap unsur pembentuk sebuah kalimat.

Setiap unsur dalam sebuah kalimat tentu memiliki makna dan tujuannya tersendiri. Dalam pengertian inilah, maka analisis ini perlu untuk mengetahui makna dan tujuan dari setiap unsur yang menyusun kalimat itu sendiri. Unsur-unsur kalimat yang menjadi objek analisis ini adalah nama tempat, nama orang, kata atau frasa yaitu frasa nominal, frasa verbal, dan frasa adjektif. Dengan menemukan arti setiap unsur kalimat itu membantu kita untuk memahami makna dan tujuan dari sebuah kalimat.

Tentu analisis semantik metode yang berusaha mencari arti sebuah unsur kalimat secara leksikal, tetapi berdasarkan perbandingan dengan unsur-unsur yang sama atau yang mirip pada kalimat-kalimat yang lain. Kita juga membandigkan konteks dari kata yang digunakan dari setiap kalimat atau teks pembanding. Dalam analisis ini praktis saya menggunakan ensiklopedi Alkitab, kamus Alkitab, dan Alkitab.  Pada analisis semantik ini, saya kan membuat pertanyaan-pertanyaan dan mencoba menjawabnya dalam analisis semantik.

Apa itu Roh? Apa itu padang gurun? Mengapa harus di padang gurun? Apa makna 40 hari? Siapa itu Iblis? Mengapa ada binatang-binatang liar? Siapa itu Malaikat?

6.1. Analisis Semantik

ROH

Teks Pembanding

Kej 1:2, Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air (Dr. D. F. Walker, Konkordansi Alkitab, Yogyakrta: Kanisius, 1978, hlm, 315-316)

Kel 31:3, Telah Kupenuhi dia dengan Roh

1Sam 11:6, Berkuasalah Roh atas dia

1Pet 1:12, Oleh Roh yang diutus dari sorga.

Mark 1:12, Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun

Setelah melihat teks-teks pembanding diatas maka dapat ditemukan dan disimpulkan bahwa kata Roh dalam Mark 1:12 di sini mengacu pada Roh Allah sendiri atau kuasa Allah sendiri yang turun tangan dalam semua peristiwa yang berkaitan dengan karya penyelamatan. Kata Yahudi ekhballo (mengusir) biasanya dipakai oleh Markus dalam kisah-kisah pengusiran Roh najis atau jahat (bdk Mark 1:34,38, 3:15,22, 6:13, 7:26, 9:18,28,38, 16:9,17) tetapi didsini diterapkan pada Yesus yang "diusir, atau dihalau atau didesak oleh Roh Allah sendiri. Yesus sebenarnya dihalau ke padang gurun justru karena dibabtis. Roh yang baru saja turun atas diri-Nya selanjutnya mendesak Dia pergi ke gurun.

PADANG GURUN

Teks Pembanding

Kej 16:7, Menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun

Kel 14:11, Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?

Mzm 136:16, Dia memimpin umat-Nya melalui padang gurun

Mark1;12, Ke padang gurun

Setelah melihat teks-teks pembanding diatas, maka dapat di simpulkan bahwa padang gurun adalah tempat yang kering dan tandus. Sangat sulit bagi orang untuk bertahan hidup di padang gurun. Padang gurun adalah tempat yang tidak diberkati Tuhan (Berthold Anton Pareira, Abraham, Imigran Tuhan Dan Bapa Bangsa-Bangsa, Malang: Dioma, hlm, 99).

Disana berdiam roh-roh jahat. Namun dalam Injil Mar 1:12 ini padang gurun mendapat pengertian yang agak berlawanan. Bagi Yesus, padang gurun sebagai tempat yang tidak dihuni manusia adalah tempat yang ideal untuk berkomunikasi dengan Allah (bdk Mark 1:35). Ia mencari gurun kalau ingin menjauh dari khalayak ramai (1:45) atau menyediakan tempat tenang bagi murid-murid-Nya (6:31). Maka dapat dipastikan bahwa Yesus pergi ke gurun untuk tinggal di situ dalm kesendirian dengan Bapa-Nya. Tetapi justru di padang gurun ini Ia dicobai oleh setan. Gurun disini juga bermakna sebagai tempat kediaman berbagai kuasa jahat. Walaupun demikian padang gurun dapat juga di refleksikan sebagai tempat yang baik untu bertemu dengan Allah dalam teologi hidup rohani (Berthold Anton Pareira, Sejarah Awal Mula Israel, Yogyakarta: Kanisius, hlm, 74).

EMPAT PULUH HARI

Teks Pembanding

Kel 24:18, Ia diatas gunung itu empat puluh hari

Yun 3:4, Empat puluh hari lagi Niniwe akan ditunggangbalikan.

Mark 1:13, Selama empat puluh hari Ia dicobai Iblis.

Yesus berada di padang gurun selama empat puluh hari, artinya selama satu periode yang bermakna simbolis. Dalam tradisi biblis, empat puluh hari melambangkan waktu yang cukup lama agar sesuatu mencapai kematangannya (Stefan Leks, Tafsir Injil Markus, Yogyakarta: Kanisius, 2003, hlm 49).

 Oleh karena itu empat puluh hari yang disebutkan di sini, kita jangan memandang sebagai suatu periode yang selesai dengan berlalunya waktu itu saja.

IBLIS

Teks Pembanding

Ayb 1:6, Diantara mereka datanglah juga Iblis

Zak 3:2, Tuhan menghardik engkau hai Iblis

Mark 1:13, Selama empat puluh hari Ia di cobia oleh Iblis

Dalam Perjanjian Lama, Iblis juga berarti Satana. Satana searti dengan penuduh/pendakwa/lawan. Dalam perjanjian Baru kata Iblis mengacu pada majikan segala kuasa jahat, lawan Allah dan musuh manusia. Iblis yang mencobai Yesus berusaha menghentikan terwujudnya kerajaan Allah di bumi. Injil-injil sinoptik tidak pernah berbicara tentang asal-usul Iblis, namun menggambarkannya sebagai kekuatan yang mengupayakan kehancuran manusia.

BINATANG-BINATANG LIAR

Teks Pembanding

Kej 1:24, Dan segala jenis binatang liar

Yak 3:7, Binatang liar dapat dijinakkan

Mark 1:13, Ia tinggal bersama dengan binatang-binatang liar

Bintang-binatang liar yang menyertai Yesus di gurun hanya disebut dalam Injil ini saja. Biasanya dikatakan bahwa kehadiran binatang-binatang itu harus diartikan sebagai gambaran firdaus yang pulih kembali bersamaan dengan tampilnya Yesus, Adam baru di bumi ini. Namun perlu di sadari bahwa tema utama seluruh prolog Injil Markus ialah gurun, sedangkan dalam Perjanjian Lama, gurun melambangkan wilayah yang tak berpenghuni, liar, bahkan tempat kutukan. Manusia tidak dapat hidup dan bertahan lama di gurun antara lain karena di situ terdapat banyak binatang yang berbahaya. Dengan menceritakan binatang-binatang liar, Markus ingin menegaskan bahwa di gurun Yesus harus menghadapi horor, kesepian yang mencekam, dan bahaya berkepanjangan.

MALAIKAT

Teks Pembanding

Kej 16:7, Malaikat menjumpainya dekat suatu mata air.

Kej 21:17, Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar

2Raj 1:3, Berfirmanlah malaikat kepada Elia orang Tisbe

Mark 1:13, Dan malaikat-malaikat melayani Dia

Mungkin kita bertanya siapakah malaikat-malaikat ini yang datang melayani Yesus ini? Dalam ayat 13 ini tidak dikatakan secara jelas sipakah malaikat-malaikat ini. Juga tidak dikatakan dari mana datangnya dan kemana perginya setelah melayani Yesus. Malaikat juga digambarkan sebagai pembawa pesan Allah (bdk Hak 6:11-24, dan Luk 1:31). Dalam kisah-kisah mengenai Keluaran, pertama dari Mesir, tema tentang malaikat yang menolong dan membimbing umat Israel sangat ditonjolkan. Dalam 1Raj 19:5-7 dikatakan bahwa selama di gurun, Elia dibantu oleh seorang malaikat yang menghidangkan makanan kepadanya. Markus bicara tentang banyak malaikat. Mereka itu adalah pelayan-pelayan Allah. Yesus pun dibantu oleh mereka di gurun.

D. EKSEGESE DARI ISI TEKS  MARK 1:12-13

Pada bagian ini, saya akan bereksegese atau menafsirkan struktur perikop Injil Mark 1:12-13. Perikop ini terdiri dari 3 bagian yakni bagian pembuka, pencobaan di gurun dan penutup. Saya akan membaginya dalam bagian berikut ini;

Ayat 12: Pembukaan

Ayat 13a: Pencobaan di Padang Gurun

Ayat 13b: Penutup

Ayat 12: Pembukaan

(Ayat 12) Berita perjalanan Roh memimpin Yesus ke padang gurun

Teks perikop pada ayat 12 ini dibuka dengan pernyataan bahwa Roh memimpin Yesus ke padang gurun. Di sini tidak dikatakan secara jelas kapan Yesus di bawa oleh Roh ke padang gurun. Juga tidak dikatakan nama padang gurun, serta nama Roh yang menuntun Yesus. Tempat yang dituju yakni gurun tidak dikatakan secara jelas oleh Markus. Tempat persisnya padang gurun di sini tidak dikatakan secara jelas oleh Markus.

Dalam perjanjian Lama, khususnya cerita tentang eksodus atau keluarnya abngsa Israel dari perbudakan di Mesir, dikatakan secara jelas nama padang gurun yakni padang Gurun Sin. Israel berjalan melalui gurun dan singgah di Elim (Kel 15:27), dari situ mereka berangkat dari Elim melalui gurun Sin dan berkemah di Rafidim.dan berangkat lagi dan singgah di gurun sinai. Dari Sinai mereka menuju ke Kadesy (Barnea). Kadesy terletak di gurun Paran, gurun paran ini menurut kitab bilangan disebut gurun Sin.

Roh dalam perikop Injil ini ditampilkan sebagai penuntun Yesus menuju padang gurun. Kita semua mengenal dan mengetahui bahwa ada juga Roh jahat. Di sini dapat di simpulkan bahwa Roh Allah sendiri yang memimpin Yesus ke padang gurun. Rupanya Roh yang baru saja turun atas diri-Nya pada peristuiwa pembabtisan, selanjutnya mendesak Dia pergi ke gurun. Yesus harus mengalami gurun itu secara lebih mendalam. Roh dalam Mark 1:12 di sini mengacu pada Roh Allah sendiri atau kuasa Allah sendiri yang turun tangan dalam semua peristiwa yang berkaitan dengan karya penyelamatan

Ayat 13a: Pencobaan di padang gurun

(Ayat 13a) Pencobaan di padang gurun

Pada bagian dua tentang pencobaan di padang gurun ini tidak diuraikan secara jelas oleh Markus apa isi cobaan Iblis, apa bentuk-bentuk cobaan Iblis. Teks ini sangat singkat dan tampaknya kurang lengkap bila dibandingkan dengan teks pencobaan di padang gurun dari Matius dan Lukas. Matius dan Lukas sangat jelas menguraikan pencobaan Yesus oleh Iblis. Walaupun demikian teks ini tetap menarik bila ditinjau dari sudut teologis.

Ayat 13b: Penutup

(Ayat 13b) Penutup

Pada ayat 13b ini dikatakan bahwa Yesus tinggal bersama-sama dengan binatang-bintang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Juga tidak diuraikan secara jelas jenis-jenis binatang liar dan berapa banyaknya malaikat-malaikat yang melayani Yesus. Malaikat-malaikat ini merupakan pelayan-pelayan Allah.

Refleksi Teologis dari Mark 1:12-13

Dalam refleksi teologis ini saya mencoba menemukan pendalaman iman atau kebenaran iman yang disampaikan atau persoalan iman yang terkandung dalam Injil Mark 1:12-13. Setiap teks mempunyai teologinya sendiri yakni tentang apa yang mau dikatakan tentang Allah (Berthold Anton Pareira dalam Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi pada tema tentang Refleksi Teologis, Malang: Dioma, 2018, hlm, 230).

Bobot teologis teks berbeda dari satu teks ke teks yang lain. Akan tetapi suatu teks yang kelihatannya kurang berbobot bias memiliki arti yang lebih dalam apabila orang tahu melihatnya dalam konteks yang lebih luas. Beberapa refleksi teologis yang saya temukan dari Mark 1:12-13 antara lain;

  • Bagi Kehidupan Para Biarawan-Biarawati
  • Perikop Injil Mark 1:12-13 ini sangat cocok untuk direfleksikan oleh kaum biarawan-biarawati. Para biarawan-biarawati harus belajar dari Yesus bagaimana menjadi pribadi yang hening. Menjadi pribadi yang hening adalah sarana yang baik untuk menerima rahmat Allah dalam panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Seperti yang pergi kepadang gurun untuk mencari ketenangan, keheningan, kita pun dipanggil untuk mencari keheningan dan ketenangan, untuk berdiam diri sesaat bersama Allah dan menjalin komunikasi dengan-Nya dalam keheningan. Menurut hemat saya, seluruh hidup Yesus diwarnai oleh keheningan. Hal ini dapat kita bagaimana Yesus selalu mengasingkan diri ke tempat yang sunyi untuk berdoa (Mat 14:22, Mat 17:1-13, Mark 1:35, dan Luk 4:42-44), Yesus juga pergi ke tempat sunyi untuk mengajar para murid-Nya (Mat 16:13-20), Kita kaum biarawan-biarawati harus mencari keheningan. Keheningan merupakan hal yang sangat penting, supaya kita bisa berbicara dengan Allah secara pribadi lewat kehidupan doa. Doa menjadi sarana yang baik bagi kita supaya kita tenggelam dalam keheningan seperti kata pemazmur berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu (Mzm 84:5). Menurut hemat saya, keheningan adalah hal yang paling penting dari seluruh karya pewartaan kita.
  • Bagi Kehidupan Keluarga
  • Mark 1:12-13 ini juga bisa direfleksikan untuk kehidupan keluarga. Keluarga-keluarga juga dipanggil untuk mengikuti Yesus dalam hal menahan godaan. Godaan yang dimaksudkan di sini adalah godaan menjadi pribadi yang sombong, tamak, dan rakus. Seringkali sikap sombong, tamak dan rakus ini melekat kuat dalam keluarga-keluarga tertentu sehingga kehadiran orang miskin di sekitar mereka, kurang diperhatikan. Dewasa ini kita sering mendengar banyak keluarga-keluarga muda yang cerai. Ini juga termasuk godaan bagaimana menahan nafsu kedagingan.
  • Bagi Kehidupan Gereja
  • Mark 1:12-13 ini bisa direfleksikan untuk kehidupan Gereja. Gereja juga dipanggil mengikuti cara hidup Kristus dan mewartakan Kristus untuk semua orang. Gereja dipanggil agar terus-menerus wartakan Injil keseluruh dunia. "Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus". Kiranya pesan Yesus ini selalu bergema dalam hati kita supaya kita berani mewartakan Kerjaan Allah di dunia ini.

III. Penutup

Perikop Injil Mark 1:12-13 tentang pencobaan di padang gurun ini sangat baik untuk direfleksikan dalam konteks yang lebih luas. Pencobaan di padang gurun ini, mau mengungkapkan tiga hal penting yang menjadi pelajaran bagi manusia yakni kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan. Seringkali manusia terjebak dalam ketiga hal ini sehingga manusia sering jatuh dalam dosa. Kita harus belajar dari Yesus bagaimana menahan nafsu serakah kita. Semoga perikop Mark 1:12-13 ini menjadi pelajaran bagi kita untuk hidup dalam kebenaran dan kemuliaan yang dtentukan oleh Allah. Siapakah itu Raja kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan (Mzm 24:10).

 

 

Daftar Kepustakaan

Walker D. F, Konkordansi Alkitab, Yogyakrta: Kanisius, 1978.

Anton Pareira Berthold, Abraham, Imigran Tuhan Dan Bapa Bangsa-Bangsa, Malang: Dioma.

Anton Pareira Berthold, Sejarah Awal Mula Israel, Yogyakarta: Kanisius, 2010.

Leks Stefan, Tafsir Injil Markus, Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Anton Pareira Berthold dalam Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi pada tema tentang Refleksi Teologis, Malang: Dioma, 2018.

Sumber Tambahan: Alkitab

Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/Semantik, di akses  apada tanggal 30 Mei 2020 di Seminari Montfort Malang pada pukul 17.12 WIB.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun