"Dwarrr" suara senapan milik Si Tengah berhasil mengenai kaki harimau tersebut hingga harimau itu jatuh tersungkur.
"Tembak sekali lagi Tengah, tembak kepalanya" Si Sulung kembali memerintahkan adiknya.
"Dwarr" Sekali lagi tembakan Si Tengah tepat sasaran menembus kepala harimau.
"Masukan dia ke tangkapan, Sulung" Si Sulung dengan cepat memasukan harimau tadi ke tangkapan.
"Beres, mari kita lanjutkan perjalanan lagi"
Harimau yang menghalangi mereka berhasil dibunuh, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke timur. Malam ke malam mereka lewati, berbagai hutan mereka lewati, juga berbagai binatang mereka tembaki untuk dijadikan santapan. Pagi ke pagi mereka lewati, berbagai perkampungan telah mereka singgahi. Namun, mereka belum juga sampai ke timur.
"Berapa lama lagi kita sampai ke timur Sulung?" Si Tengah mempertanyakan perjalanan mereka ke timur kepada Si Sulung yang merupakan penginisiasi perjalanan ini.
"Tidak lama lagi Tengah, sebentar lagi kita akan sampai disana"
"Tapi kau selalu berbicara seperti itu dari kemarin-kemarin Sulung" Si Bungsu terlihat kesal.
"Besok pagi kita akan sampai di lembah kematian, lembah yang harus kita lewati sebelum sampai di timur dan bertemu si pemilik kehidupan" Jelas Si Sulung
"Bagaimana cara kita melewati lembah itu Sulung? Senapan apa yang harus kita pakai?" Si Tengah bertanya dengan sangat penasaran
"Lembah tersebut dijaga oleh si pencabut nyawa, ia kebal dan abadi, kita tidak bisa menembaknya, jika kita gagal melewati penjagaan si pencabut nyawa justru kita yang akan tinggal nama"