Mohon tunggu...
Edwin Pratama
Edwin Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berpuisi, berdoa, dan berupaya.

Keindahan terbesar ialah ketika hujan tiba, payung-payung itu tidak dibiarkan untuk meneduhi kepalanya seorang sendiri. Tapi, mampu meneduhkan pelbagai kepala yang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Contoh Cerpen Terbaik untuk Penugasan Sekolah: Sastra Karunia Semesta

28 Juni 2021   21:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:14 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak! Jaman kini telah berubah dan selalu mengalami perubahan dari setiap waktu ke waktunya. 

Tapi, walaupun begitu; Ayah hanya berpesan bahwa kala kau menulis karya 

entah puisi atau lainnya. Tetaplah menjadi dirimu."
jawab Ayah, bersama wejangan yang  seketika keluar dari sangkarnya.

Ayah Sastra lahir di Jakarta, empat puluh lima tahun yang silam.

Pada jamannya (Ayah Sastra). Tentu, karya sastra telah banyak mengalami perubahan 

sampai saat ini. Baik dalam puisi, prosa, dan lain sebagainya.

Ayah Sastra menjelaskan, bahwa; contoh yang sederhana dari perbedaan antara puisi lama 

dan puisi modern ialah dari sajak, larik, dan rimanya.

Maksudnya;
Penggunaan majas menjadi ciri khas dalam puisi lama, 

dan senantiasa kita temukan bersajak A-A, dalam puisi lama.
Namun, pada puisi modern tidak terikat akan itu.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Ayahnya;
Sastra seketika menundukkan kepalanya, seakan ada yang tidak beres dalam nuraninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun