Mohon tunggu...
Edwin Pratama
Edwin Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berpuisi, berdoa, dan berupaya.

Keindahan terbesar ialah ketika hujan tiba, payung-payung itu tidak dibiarkan untuk meneduhi kepalanya seorang sendiri. Tapi, mampu meneduhkan pelbagai kepala yang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Contoh Cerpen Terbaik untuk Penugasan Sekolah: Sastra Karunia Semesta

28 Juni 2021   21:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:14 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruntunglah kau Sastra yang telah di anugerahlan Tuhan akan keluarga keluarga yang harmonis.

Selepas makanan yang di santap oleh keluarga harmonis tersebut telah sampai pada perutnya masing-masing.

Sastra kembali melanjutkan dialog yang sempat tertunda pada Ayah dan Ibunya di meja makan tersebut. 

Sementara, Ibu Sastra memilih untuk merapikkan makanan yang telah habis tersantap 

dan segera membawanya ke arah westafel untuk memberishkan sisa-sisa makanan yang masih menempel di piring.

Meja makan kini hanya di huni oleh Sastra dan Ayahnya saja.

"Ayah... tadi saat Sastra pergi keluar rumah, Sastra telah membuat sebuah naskah. 

Boleh aku minta pendapat dari Ayah mengenai naskahku?"
ucap Sastra, sambil menyerahkan secarik kertas 

beserta pena yang ia ambil dari saku bajunya.

"Coba sini Ayah lihat."

jawab Ayah dan Ibu Sastra.

Naskah itu ia beri judul, "Puisi yang Hilang"

-Puisi yang Hilang-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun