Berbeda dengan hasil laga pramusim yang bahkan membuat admin Twitter @sacramentokings malu sendiri lewat lawakan-lawakan cringe, laga pembuka justru menampilkan kegigihan De Aaron Fox, cs. Jazz pun unggul setipis tiga bola/dua lemparan tiga poin saja.
Dua laga berikutnya berlangsung di kandang. Sialnya, justru menyesakkan. Pada musim Utah Jazz berjumpa Golden State Warriors sebanyak tiga kali (musim sebelumnya unggul 3-1), perjumpaan pertama mesti berakhir pahit untuk Jazz.Â
Utah Jazz bukan tunduk oleh lesatan tipoin The Splash Brothers, lesatan mudah sniper Kevin Durant, atau tingkah ngehe Draymond Green, tapi justru keok oleh tepisan tipis eks pemain Jonas Jerebko di detik akhir. Praktis, itu kontribusi paling penting Jerebko bagi Golden State Warriors di sepanjang musim.
Tidak ada kemenangan pada bulan pertama di Vivint Home Arena. Setelah kena tip Jerebko, giliran Memphis Grizzlies pimpinan Mike Conley yang curi kemenangan 92-84. Conley membukukan 23 poin malam itu, tampil bak bintang langganan All-Star sembari memberi bimbingan kepada rookie Jaren Jackson Jr yang beringas.
Performa Grizzlies di awal musim sangat menjanjikan, mencatatkan rekor 12-5. Sampai-sampai Conley mencurahkan hati mengaku layak tembus All-Star dan periode membangun ulang tim berakhir dengan kehadiran Jackson Junior. Jazz yang sanggup mencetak 123 poin dalam dua laga beruntun, ditahan hanya sampai 84 poin.
Well, itu baru tiga laga awal memang. Namun kegagalan dominan atas Sacramento Kings, kalah secara sial oleh sentuhan jari eks pemain, dan kehabisan ide membobol lini pertahanan Memphis Grizzlies seolah memberi keraguan.Â
Jazz memang tidak perlu tancap gas, tapi terasa ada yang ganjil mengingat dua kekalahan bisa dihindarkan. Mitchell diberi kepercayaan melakukan isolation play di waktu genting versus Golden State Warriors dan Memphis Grizzlies, tapi berakhir buruk. Padahal, perputaran bola strategi Snyder kerap sulit dibendung.
Buktinya, Joe Ingles mencetak rekor jumlah poin pada satu laga dalam kariernya, yaitu 27 poin dan itu terjadi saat melawan Golden State Warriors. Sayangnya malah Mitchell yang dipercaya menutup laga dan gagal.Â
Ketika persentase tembakan tiga poin buruk seperti ketika berhadapan dengan Memphis Grizzlies yaitu diangka 8/32, 25%, cara serupa masih saja dilakukan. Mungkin Snyder mempercayakan hal tersebut guna terus menempa mental dan kepercayaan diri Mitchell di momen krusial. Bagaimanapun, dia memang pantas dipersiapkan sebagai franchise player masa depan Jazz dalam waktu dekat.
Namun, rasa khawatir nyatanya buru-buru mesti dihapus. Saat jalani laga tandang, Jazz nyaris sapu bersih. Rockets yang menyingkirkan mereka musim lalu digilas. New Orleans Pelicans juga demikian. Sedangkan Dallas Mavericks mesti menunda sesumbar mereka tentang Luka Doncic, karena alley-oop lezat Rubio disantap lahap Gobert. Keabsurdan terjadi lagi saat bertandang ke Target Center, rumah Minnesota Timberwolves.