Uniknya setiap kami mencoba bekerja dengan cara lain selalu saja gagal. Begitu juga saat berladang, selalu dirusak hama atau malah terkena tanah longsor. Sebab hutan-hutan mulai gundul. Mantri hutan tak pernah menengok hutan dusun Kapuran.
Jika ada warga yang hendak pindah ke dusun lain, maka ada saja hambatanya. Bahkan dulu ada yang sampai kecelakan saat perjalanan menuju dusun lain.
Warga dusun Kapuran pun hingga kini tak ada yang menjadi TKI atau TKW seperti yang sering kami bicarakan. Apakah ini karena sumpah Pak Sarjono ataukah kami memang sering pasrah. Entahlah, kami hanya pemijat yang berangkat pagi dan pulang dengan memanggul lelah. Kami juga tak terasa telah diubah keadaan, jika dulu kami butuh dipijat, sekarang malah menjadi tukang pijat.
SINGOSARI, 13 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H