Awalnya, saya dan Indra tidak diizinkan masuk karena itu waktu mereka beribadah. Namun kami kemudian diizinkan untuk menunggu di bangunan tempat Bunda Teresa dimakamkan. Pusara Bunda Teresa berada di bagian tengah ruangan. Berbentuk persegi panjang dengan lapisan marmer.
Jika tidak ada nisan dan patung Bunda Maria di bagian atasnya, bisa jadi orang tidak menyangka jika itu sebuah makam.Â
Di atasnya terdapat pula tulisan Jesus is my all in all yang dirangkai dari bunga Kanola. Ternyata, untaian kata ini diganti setiap hari dan sisa bunga yang digunakan di hari sebelumnya dapat dibawa pulang oleh pengunjung.
Saya berdoa untuk beliau. Seraya berterima kasih atas segala perjuangan yang ia lakukan untuk kaum papa di belahan dunia terutama di India. Di sebelah ruangan utama, ada pula museum mini yang menyimpan segala macam benda yang pernah dipakai oleh Bunda Teresa.
Dari selimut, baju, sepatu, sandal bahkan peniti. Puluhan foto dan berbundel arsip pemberitaan mengenai beliau juga tersimpan baik.
Tepat di depan museum, ada bangunan bertingkat tempat kamar Bunda Teresa berada. Saat melihatnya, saya terenyuh sebab ukurannya sangat kecil dan sangat sederhana.
"Kalian tahu, tepat di lantai atas kamar ini adalah dapur. Kadang, kamar Bunda Teresa ini terasa sangat panas," ujar seorang biarawati yang kebetulan berada di sana.
Membayangkan Bunda Teresa menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar itu saya semakin terbawa perasaan. Kebayang ya, apalagi jika masuk puncak musim panas di India yang biasanya ekstrim. Satu yang pasti, apa yang sudah beliau perbuat dan korbankan selama ini telah memunculkan gerakan atas dasar kemanusiaan yang masif dan masih berlangsung hingga sekarang.
MELIHAT BULE JADI RELAWAN
Sekali lagi, karena kami tidak punya cukup waktu, dengan berat hari kami harus mengurungkan niat untuk menjadi relawan di Mother Teresa House. Walau begitu, di kunjungan singkat itu, kami sempat melihat aktivitas para relawan yang datang dan melakukan misi kemanusiaan di sana.
Saat jam kunjungan dibuka pukul 3 sore, sederet wisatawan asing menyeruak masuk. Mereka mulai mendatangi pusara Bunda Teresa dan keluar masuk ke museum mini.Â