Soal kealamian ini, rasanya Pepep pernah denger. Pepep lalu mengingat-ingat pelajaran biologinya. Tapi kasian, Pepep tidak menemukan jawaban. Ingatannya kosong, maklum baru kemarin otaknya di install ulang. Kepenuhan!
"Kok, ketiak gue klimis ya, Nan?" celoteh Pepep pelan. Terdengar seperti orang paling papa sedunia. Andai di dengar banyak orang, pasti sebagian dari mereka yang mendengar akan menangis pilu. Ooooh.
"Nah lho! Ada yang salah dengan hormon lu tuh!"
"Ahaaa! Yup, Ini mengenai hormon. Akhirnya gue inget pelajaran Pak Budin," batin Anan.
"Atau jangan-jangan..." Anan sedikit menjauh dari Pepep. "Jangan-jangan apa?" tanya Pepep penasaran.
"Jangan-jangan lu cewek yang nyamar jadi cowok. Iya, kan? Betul, kan? Hayo ngaku!"
Pletak, jitakan maut mampir di kepala Anan. Anan meringis kesakitan. Ia mengusap-usap kepalanya. Andai kejadiannya seperti yang ada di komik-komik, pasti bejolnya keliatan tuh.
"Enak aja gue dituduh begitu, emang gue penjahat kelamin!"
"Hihihihi," Anan tertawa bahagia.
"Nan, kaki lu berbulu gak?" tanya Pepep tanpa ragu.
"Niih liat," jawab Anan bangga sambil menggulung kedua celananya. Terlihat semak-semak yang lebat di sana.