Mohon tunggu...
Omjay Labschool
Omjay Labschool Mohon Tunggu... Guru - guru blogger indonesia

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Impian Belajar di China Kini Telah Menjadi Nyata (kisah Seru Dibalik Tirai Bambu)

14 Januari 2025   16:04 Diperbarui: 14 Januari 2025   16:04 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku kisah seru dibalik tirai bambu/dokpri

Begitupula dalam sistem pembelajaran telah menerapkan pembelajaran berbasis STEAM Sains (science), Teknologi (technology), Teknik (engineering), Seni (art) dan Matematika (mathematic) dan HoTS (Higher Order Thinking Skiils). Hal ini Nampak saat kami melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.

Berpisah Itu Berat

Rasanya, baru kemarin sampai di kampus ini, dan sekarang kami harus mengikuti acara penutupan program. Yah, artinya ada kata berpisah. Bukannya saya dan rekan-rekan guru dari Indonesia tidak mau berpisah.

Tetapi pelatihan yang kami ikuti ini tidak saja sebagai pelatihan yang meningkatkan kompetensi dan keterampilan semata. Tetapi seperti ada rasa dan ikatan emosional yang saling terpaut, terikat, dan berat rasanya bila berpisah.

Rasa senasib dan sepanggungan sebagai guru-guru dari pelosok Nusantara yang tidak terlalu saling mengenal dikumpulkan di suatu negeri yang cuaca, suasana, dan alamnya sangat berbeda dari Pertiwi. Melewati hari pertama dan kedua di tempat ini begitu sulit. Akibat suhu yang teramat dingin kulit menjadi kering, dan bibir nyeri pecah-pecah.

Sampai-sampai saya terpaksa akrab menggunakan lotion dan pelembab bibir yang biasanya hanya dipakai wanita. Itu juga sih karena rekomendasi teman pria inisial J dan H yang lebih dahulu menggunakannya. Waduh..bocor nih rahasia, hehe...

Pendamping dari pihak CUMT mengaku salut pada kami peserta pelatihan karena bisa saling dukung, bekerjasama, dan kompak. Mereka kagum pada kami yang mayoritas baru saling kenal di tempat ini dengan berbagai latar disiplin ilmu, instansi, suku, daerah, dan agama tetapi bisa mengikuti pelatihan dengan saling mendukung dan kompaknya.

Pikiran dan hati mereka juga menjadi terbuka bahwa apa yang disangkanya tentang Indonesia yang cenderung rasial dan intoleransi menjadi hal yang berbeda ketika mereka melihat secara langsung kami yang saling berbaur, belajar, jalan, dan tertawa bercanda bersama.

Begitupun sebaliknya mindset saya dan mungkin sebagian teman-teman  tentang orang China yang identik pemarah, pelit, dan ideologinya yang komunis sehingga sering diasumsikan anti agama islam rupanya tidak kami temukan hal-hal demikian.

Mulai perkenalan awal kami dengan panitia, mereka ramah mempersilahkan shalat di ruang terbuka Bandara Nianjing. Begitupula ketika tiga Minggu disini kami tetap bebas shalat lima waktu dan rombongan pergi shalat Jumat di masjid terdekat.

Meskipun kadangkala kami menarik perhatian masyarakat setempat ketika memakai peci jalan bersama-sama meneseluri jalanan kota. Begitupun dalam hal makanan, kami difasiltasi makanan yang halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun