Mohon tunggu...
Puisi

Aku, Kau, Stasiun, Bandung, dan Purnama Ketujuh

16 Januari 2017   08:33 Diperbarui: 16 Januari 2017   09:11 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditelan subuh dan kelokan rel satu bersatu

Merampasmu – meniadakanmu – mencurimu

Kau dibawanya lari ke lorong waktu

V

Sendi-sendiku rapuh sudah minta disepuh

Kemana ini mau kutambal jantung-paru-paru-liver-ku yang bentuknya tak lagi utuh

Denyutnya masih bisa kurengkuh

Lututku hampir jatuh

Tapi jalanan masih jauh

Untuk menemukanmu di antara puing-puing rindu

Menyisakan aku, kau, stasiun, Bandung, dan purnama ketujuh

Semarang, tengah tahun 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun