Ditelan subuh dan kelokan rel satu bersatu
Merampasmu – meniadakanmu – mencurimu
Kau dibawanya lari ke lorong waktu
V
Sendi-sendiku rapuh sudah minta disepuh
Kemana ini mau kutambal jantung-paru-paru-liver-ku yang bentuknya tak lagi utuh
Denyutnya masih bisa kurengkuh
Lututku hampir jatuh
Tapi jalanan masih jauh
Untuk menemukanmu di antara puing-puing rindu
Menyisakan aku, kau, stasiun, Bandung, dan purnama ketujuh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!