Tangisanku lagi-lagi kembali pecah mendengar penuturan polos adikku barusan. Aku memeluk Gala erat. Ternyata Ibu pun ikut menangis. Kami berempat berpelukan di teras rumah. Semenjak malam itu, aku tidak mau lagi makan waluh kukus. Aku tahu, dari lubuk hati terdalamnya, Ibu pun pasti sedih karena ia telah mempersiapkan makanan itu dengan baik.
Tetapi, aku tidak memberitahu Ibu kalau aku sengaja memakan sisa waluh kukus itu sampai aku muntah-muntah karena kekenyangan.
Karena aku tidak mau Ibu semakin sedih.
Karena aku tidak mau Nugi dan Gala juga ikut sedih.
Jadi, kusimpan rahasia itu tanpa satu orang pun yang tahu untuk selama-lamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H