Mohon tunggu...
Olivia Suhendra
Olivia Suhendra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah dari Nenek

6 Oktober 2024   23:16 Diperbarui: 6 Oktober 2024   23:15 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama               : Olivia Suhendra

NIM                 : 2110723004

"Ardi kamu beberapa hari ini tinggal di rumah nenek dulu ya? Nanti kalau ibu udah dapat kerja di kota, ibu akan bawa kamu ke sana."

Ardi yang mendengar penuturan ibunya itu kesal dan mengabaikannya. Ia sibuk dengan mainan robotnya yang mahal dan canggih. Ardi anak yang sangat disayang oleh kedua orang tuanya bahkan apapun dan semahal apapun mainan dibelinya langsung dibelikan. Namun sayangnya, itu dulu. Tiga bulan yang lalu kedua orang tuanya bercerai karena ayahnya selama ini selingkuh dari ibunya dan memutuskan bercerai. Ayahnya pun mengusir Ardi dan ibunya dan memilih untuk bersama keluarga barunya.

Kehidupan Ardi yang dulunya mewah berubah drastis. Ardi kini tinggal di sebuah desa yang mana sangat jauh berbeda di kota. Rumah yang dulu mewah kini tak lagi Ardi rasakan. Ia menggerutu kesal pun tidak ada gunanya. Memaksa ibunya pindah juga percuma karena mereka belum punya uang dan tempat untuk ditinggali kecuali rumah nenek.

"Ardi kamu dengar ibu tidak?" Ibu bertanya lagi dengan senyuman tak lepas dari wajahnya.

Anak yang berusia tujuh tahun itu pun menoleh menatap ibunya kesal.

"Ibu yang tidak mendengarkan aku! Aku udah bilang, aku maunya ikut ibu! Aku tidak akan minta macam-macam, tidak minta mainan robot lagi tapi bawa aku bersama ibu! Aku tidak mau tinggal di gubuk tua ini! Tidak ada lampu saat malam hari, tidak ada kamar hiasan Antariksa, dan lagi di sini terlihat horror aku tidak suka!"

Ibunya tersenyum lalu mengelus kepala anaknya yang terlihat kesal.

"Ibu janji tidak akan lama perginya. Secepatnya ibu akan bawa Ardi ke kota lagi sama ibu."

Ardi menatap ibunya yang tersenyum lembut namun tersirat kesedihan di matanya. Ardi yang merasakan perasaan ibunya menganggukan kepalanya terpaksa. Ia akan bersabar tinggal di gubuk tua ini sampai ibunya menjemputnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun