"Aku menyukaimu, An" suara Dara lirih setelah menulis kata Anin. Jemarinya perlahan menyentuh jemari Anin.
Anindhita terdiam. Kemudian ia berusaha membuat suasana santai.
      "Kak Dara sudah seperti kakakku sendiri". Jawab Anin gugup. lalu spontan menarik tangannya cepat. Â
      "Aku nyaman ada di sini bersama kamu, An" . jemari dingin Dara menyentuh pipi Anin. Â
      "Makasih, Kak, aku mau siapkan orderan dulu ya. " Anin segera mengalihkan perasaan emosional Dara, kemudian meninggalkan Dara.
Pikiran Anindhita tak menentu. Berkecamuk, tak menyangka bahwa Dara menyukai dirinya. Sosok wanita berkarakter laki-laki dan terkadang tidak sinkron dengan karakter cewek pada umumnya. tubuhnya menyandar pada dinding kamar , kemudian menyeka airmatanya.
Aah, Kak Dara, kenapa kamu jadi begini???
Anindhita menahan rasa takutnya.
                        ***
Sepi... Â tidak ada tempat yang ramai. Semua adalah kesepian yang menemukan bagiannya yang lain. dan semesta sedang berduka...
Sejatinya, tidak ada manusia yang benar-benar siap untuk mati. Tapi sebaiknya manusia, persiapkan untuk mati. Dan di hari akhir, kaki takkan bergeser sebelum ditanyai : tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan.