Segera Anin menghubungi tenaga medis di rumah sakit. Tak lama Ambulans berisi beberapa tenaga medis yang berpakaian APD lengkap mengangkat tubuh Dara dan membawanya ke Rumah Sakit.
Kekhawatiran, kesedihan, bahkan duka yang begitu pekat bergelayut di benak Anindhita.  Ia masih terpaku duduk di sudut kafe yang hening. Segelas  es thai tea menyisakan kulacino di atas meja. Jemarinya menuliskan kata d-a-r-a- pada kulacino yang masih tergenang. Dara berpulang...
Ketika itu di suatu senja...
"Bahagia itu mahal Anin,,,ia tidak akan datang pada orang yang hatinya ada hasad, dengki atau sejenisnya"...
Dalam perjalanan hidup, terkadang kita merasa diuji dengan sesuatu yang begitu berat, hingga yang kita lakukan hanyalah terduduk lalu menangisinya. Berbaik sangka saja, karena Dia terkadang menyapa hambaNya dengan ketidaksesuaian.
Setiap kita punya catatan. Masing-masing kita berhak mengisinya apa saja... "Selamat jalan Kak Dara... semoga diberi tempat terindah di sisiNya". Anindhita menutup jendela kafenya dan membiarkan kulacino itu mengering begitu saja...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H