Nama: Oktavia Iswari Nur Ramadhani
Nim: 44223010151
Prodi: Public Relations
Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi Dan Etik UMB
Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.SiAk
Kampus: Universitas Mercu Buana
Ivan Petrovich Pavlov
Lahir pada tanggal 14 September 1849 di Ryazan, Rusia. Di desa inilah ayahnya, peter Dmitrievich Pavlov, menjadi pendeta. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Gereja dan kemudian menghadiri seminari. Pavlov menerima gelar kedokterannya pada tahun , dengan fisiologi sebagai mata pelajaran utamanya. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur fisiologi di Institute of Experimental Medicine dan mulai meneliti fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1904. Penelitiannya tentang pengondisian mempunyai pengaruh besar terhadap psikologi perilaku Amerika. salah satu buku nya yaitu The Function of the Digestive Glands (1902) dan Conditioned. Pengondisian klasik (pengkondisian klasik atau persyaratan) adalah proses yang ditemukan oleh Pavlov melalui eksperimennya dengan anjing, di mana rangsangan nyata dan netral berulang kali dipasangkan dengan rangsangan terkondisi untuk menghasilkan respons yang diinginkan.
Tori Ivan Petrovich Pavlov
Secara umum konsep teoritis Ivan Petrovich Pavlov tidak jauh berbeda dengan pendapat Thorndike. Thorndike menekankan hubungan stimulus-respon, dimana guru perlu mengetahui apa yang diajarkan, respon apa yang diharapkan dari siswa, dan kapan memberikan penghargaan dan penguatan.Jika ada, Pavlov akan lebih memperhatikan pentingnya kondisi. untuk menciptakan lingkungan yang diharapkan dapat memperoleh respon dari siswa. Pendapat Thorndike dan Pavlov kembali ditegaskan oleh Guthrie dengan menyatakan hukumnya, yaitu “hukum asosiasi”, yaitu “kombinasi rangsangan yang bila diulang-ulang cenderung patuh”.
Mevne ini Secara sederhana dapat diartikan sebagai gabungan atau kombinasi golongan rangsangan yang menyertai atau mengikuti suatu gerakan, diulangi lagi dalam situasi/stimulus yang sama. Melihat uraian di atas, kita dapat memahami hal-hal berikut: Guthrie mengatakan pembelajaran memerlukan penghargaan dan kedekatan stimulus dan respon. Secara terpisah, terdapat undang-undang (hukuman) bagi anak yang tidak mampu menyelesaikan tugas, yang mempunyai aspek baik dan buruk.
Efektif atau tidaknya undang-undang tersebut (sisi baiknya) sangat bergantung pada apakah hukuman membuat siswa belajar atau justru membuat siswa kurang mau belajar. Konsep belajar yang dikemukakan oleh Guthrie mencakup pengertian bahwa pembelajaran terjadi pada siswa tanpa perlu mengulangi urutan antara hubungan stimulus dan respon, serta tanpa perlu adanya imbalan. Dijelaskannya bahwa pembelajaran terjadi melalui kontiguitas (hubungan kontak antara rangsangan dan tanggapan) (Ibrahim dan Muhsyanur, 2022). Tidak menjadi masalah apakah respon diperoleh melalui pelatihan bebas stimulus (AS) atau metode lain, selama stimulus dan respon terjadi bersamaan dan pembelajaran terjadi.Berdasarkan teori ini, tugas guru (membuat siswa belajar) adalah memberikan rangsangan kepada siswa agar kelak mereka memberikan tanggapan sehingga memudahkan siswa dalam belajar.
Eksperimen Pavlov dan para ahli
Eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov dan para ahli lainnya nampaknya banyak dipengaruhi oleh pandangan behavioris yang mengenali gejala psikologis seseorang berdasarkan perilakunya. Hal ini sependapat dengan pendapat Bakker yang menyatakan bahwa yang terpenting dalam kehidupan manusia bukan hanya pikiran, peran, dan bahasa, tetapi juga tindakan. Pemikiran mengenai tugas atau rencana baru mempunyai makna yang tepat ketika ia melakukan sesuatu (Bakker, 1985). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia dapat berubah sesuai keinginan melalui penggunaan rangsangan tertentu. Pavlov kemudian melakukan percobaan pada hewan (anjing) karena menurutnya hewan itu mirip dengan manusia. Namun terlepas dari semua kelebihannya, manusia pada dasarnya berbeda dari hewan. Ia melakukan percobaan melakukan operasi leher pada anjing. Hingga kelenjar air liur terlihat dari luar. Saat Anda menunjukkan makanan kepada anjing Anda, dia mengeluarkan air liur. Sebelum muncul makanan , muncul sinar merah dulu baru muncul makanan. Air liur keluar dengan sendirinya. Jika melakukan ini berulang kali, pada suatu saat meskipun tidak ada makanan, hanya akan memperlihatkan sinar berwarna merah dan mulai mengeluarkan air liur. Makanan adalah rangsangan alami, merah adalah rangsangan buatan. Ternyata ketika tindakan tersebut dilakukan berulang kali, rangsangan buatan ini menciptakan kondisi air liur pada anjing.
Peristiwa ini disebut refleks terkondisi atau respons terkondisi. Pavlov menyatakan bahwa kelenjar lain juga bisa dilatih. Murid Pavlov, Beclef, menerapkan prinsip-prinsip ini pada manusia dan menemukan bahwa banyak refleks terkondisi terjadi tanpa disadari oleh manusia. Setelah pengkondisian atau pembiasaan Eksperimen Pavlov menunjukkan bahwa rangsangan alami daging dapat digantikan oleh bunyi bel sebagai rangsangan yang terkondisi. Ternyata saat bel berbunyi, anjing tersebut mengeluarkan air liur sebagai refleks terkondisi . Apakah situasi ini juga berlaku pada manusia?
Ternyata situasi yang sama terjadi pada anjing dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja suara penjual es krim di Walls yang bernyanyi sambil berkeliling dari rumah ke rumah. Sekilas suara mungkin terdengar aneh, namun jika Ice Cream Man sering datang, terutama di hari yang panas, melodi lagunya menggugah selera. Seandainya tidak ada lagu, bayangkan betapa lelahnya para penjual berteriak-teriak sambil menjual produknya. Contoh lainnya adalah bunyi bel tanda waktu pelajaran atau tombol antrian di bank. Tanpa kita sadari kita mendengar sesuatu, seperti suara toko makanan yang sering kita lewati di depan rumah kita (lujac, es krim, nasi goreng, siomay), suara bel berbunyi saat jam istirahat atau sepulang sekolah, suara bel berbunyi. suara orang mengantri di bank, dll. Ada proses untuk menandainya. Anda harus menanggung untuk waktu yang lama. Dari contoh ini, kita dapat melihat bahwa dengan menerapkan strategi Pavlovian, seorang individu dapat dikendalikan dengan mengganti stimulus alami dengan stimulus yang sesuai untuk mencapai pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tersebut tidak menyadari bahwa dia sedang dikendalikan. memahami.
Behavioris Conditioning
Dalam teori behavioris, belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan suatu bentuk perubahan yang dialami siswa dalam kemampuannya bertindak dengan cara-cara baru akibat adanya interaksi antara rangsangan dan tanggapan. Seseorang dianggap telah mempelajari sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan perilaku. Misalnya anak belum bisa menghitung perkalian. Jika seorang anak tidak mampu melakukan latihan perkalian, meskipun telah bekerja keras dan berdedikasi oleh gurunya, maka anak tersebut dianggap tidak belajar. Karena pada tahun ia tidak mampu menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil dari pembelajaran.
Pembelajaran asosiatif terjadi ketika siswa membuat hubungan antara peristiwa menyenangkan dan pembelajaran di sekolah. Misalnya, ketika seorang siswa mengajukan pertanyaan yang menarik, gurunya tersenyum gembira. Sedangkan kelompok ketiga (koneksionisme Thorndike) menyatakan bahwa semua pembelajaran dijelaskan oleh hubungan atau ikatan yang terbentuk antara stimulus dan respon. Hubungan-hubungan ini muncul terutama melalui trial and error, sebuah proses yang kemudian disebut Thorndike sebagai koneksionisme: belajar melalui seleksi dan hubungan. Thorndike merumuskan hukum pembelajaran yang tampaknya harus diikuti, meskipun tidak fleksibel. Ia mengedepankan tiga hukum utama pembelajaran: 1) Hukum Persiapan, 2) Hukum Gerak, 3) Hukum Akibat. Ketiga undang-undang ini berlaku langsung.
Fokus pendekatan behavioris ini adalah pada perubahan tingkah laku siswa setelah belajar. Pelopor pendekatan behavioris pada dasarnya meyakini keyakinan bahwa sebagian besar perilaku manusia merupakan hasil proses pembelajaran, dan oleh karena itu perilaku ini juga dapat diubah melalui pembelajaran. Pendekatan perilaku ini didasarkan pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia, ada yang bersifat filosofis dan ada pula yang bersifat psikologis. Dengan kata lain.
Teori Behavioris
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku yang terjadi dari suatu subjek belum tentu merupakan hasil respon terhadap suatu stimulus, tetapi juga merupakan perilaku yang disengaja. Skinner percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil reaksi terhadap lingkungan.
Dua jenis reaksi adalah:
1) Respon responden yaitu respon yang dihasilkan dari suatu stimulus tertentu.
Contoh: Anjing yang mengeluarkan liur saat ada yang membawakannya makanan.
2) Respon operan adalah respon yang terjadi dan berkembang karena adanya stimulus tertentu.
Contoh: Jika anak Anda memenangkan kelas, Anda akan mendapat hadiah .
1. Manusia pada dasarnya tidak mempunyai kesadaran moral mengenai baik atau buruk. Orang berpotensi bertindak baik atau buruk, benar atau salah. Berdasarkan temperamen dan ciri-ciri genetik, serta melalui interaksi temperamen genetik dengan lingkungan, terbentuklah pola perilaku yang menjadi ciri khas kepribadian seseorang.
2. Manusia dapat merenungkan perbuatannya sendiri, memahami perbuatannya sendiri, dan mengatur serta mengendalikan perbuatannya sendiri.
3. Manusia dapat memperoleh dan mengembangkan pola perilaku baru melalui proses belajar.
4. Orang dapat mempengaruhi tindakan orang lain dan dirinya sendiri dipengaruhi oleh tindakan orang lain (Molli Wahyuni dan Nini Ariyani, 2020).
Ormrod (2003: 300) mengemukakan bahwa menurut pandangan behavioris, ada lima asumsi dasar tentang belajar:
1. Perilaku kebanyakan orang berasal dari pengalamannya terhadap rangsangan lingkungan.
2. Belajar adalah hubungan antara berbagai peristiwa yang dapat diamati, yaitu hubungan antara stimulus dan respon.
3. Belajar memerlukan perubahan perilaku.
4. Pembelajaran paling mungkin terjadi bila stimulus dan respon berdekatan.
Kelompok behavioral terdiri dari tiga pendekatan pembelajaran yaitu:
1). Pembelajaran menutut pandangan klasik
2). Operan. Keduanya dikenal dengan sebutan classical dan operant conditioning.
3) koneksionalisme Thorndike (1874-1949). Dua kelompok pertama (classical dan operant) menekankan pada pembelajaran asosiatif
(associative learning) yang menyatakan bahwa belajar merupakan saling berkaitan dua kejadian (associated) (Molli Wahyuni dan Nini Ariyani, 2020).
Kelebihan dan kekurangan teori behavioris:
A. Pendidik tidak hanya sekedar ceramah, mereka memberikan instruksi singkat yang diikuti dengan beberapa contoh, baik secara individu maupun melalui simulasi. Inti dari teori ini adalah contoh perilaku yang dapat dilihat dan diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu, pendidik hanya menunjukkan contoh pada saat pembelajaran. Hal ini akan memperdalam pemahaman siswa.
B. Materi pembelajaran disusun secara berjenjang dari yang sederhana sampai yang kompleks. Materi disusun secara hierarki dari yang sederhana hingga yang rumit, dan tidak dapat diedit secara terbalik atau acak. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar secara bertahap dan menyerap hal-hal dari yang mudah hingga yang sulit.
C. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang ditandai dengan tercapainya keterampilan (perilaku) tertentu. Pembelajaran didasarkan pada hasil perubahan sikap yang dapat diukur dan diamati, dan kesalahan dapat diperbaiki dengan cepat.
D. Melalui pengulangan dan latihan, dilakukan upaya untuk menjadikan perilaku yang diinginkan menjadi kebiasaan.
Kekurangan Teori Behavioris
A. Teori ini memandang belajar sebagai suatu kegiatan yang dialami secara langsung melalui perubahan sikap dan perilaku (Muhammad Soleh Hapudin, 2021).
B. Belajar merupakan suatu kegiatan yang ada di dalam otak manusia dan tidak tampak dalam bentuk kognisi manusia melalui pengembangan pola pikir dan cara memandang sesuatu.
C. Proses pembelajaran dalam teori behavioris mirip dengan hewan dan hal ini terlihat pada beberapa penelitian yang menggunakan hewan sebagai hewan laboratorium dalam teori behavioris. Analogi ini tidak dapat diterima karena terdapat perbedaan yang sangat kontras dan mencolok antara hewan dan manusia (Muhammad Soleh Hapudin, 2021)
Kesimpulan
Inti teori perilaku belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi antara stimulus dan respon.
Tokoh-tokoh teori belajar sebagaimana dipahami oleh masing-masing ahli antara lain adalah Edward Lee Thorndike, Ivan Petrovich Pavlov, dan Vladimir M. Bekhteleev. Prinsip behaviorisme dalam psikologi adalah bahwa perilaku merupakan cerminan dari lingkungan, sehingga lingkungan dapat menentukan perilaku.
Kelebihan teori behavioral adalah pendidik tidak harus selalu menceramahi dan juga dapat memberi contoh, materi pembelajaran disusun secara berjenjang, pembelajaran dibagi menjadi bagian-bagian kecil, ada pengulangan dan praktek.
Kelemahan teori behavioris adalah belajar merupakan kegiatan yang dialami secara langsung melalui perubahan sikap dan tingkah laku, proses belajar berlangsung secara otomatis sehingga terkesan robotik, dan proses belajar dalam teori behavioris pun serupa.
Kepada binatang. Meskipun tujuan pembelajaran berdasarkan teori behavioris adalah untuk memperluas pengetahuan, namun pembelajaran merupakan kegiatan “imitasi” yang mengharuskan siswa mengulangi pembelajaran yang diperoleh dalam bentuk laporan, tes, dan kuis. Penerapan teori belajar behavioral dalam pembelajaran menentukan tujuan dan indikator pembelajaran, menganalisis lingkungan belajar untuk mengidentifikasi pengetahuan awal siswa, menentukan materi pembelajaran, dan memecah materi pembelajaran menjadi beberapa bagian, menyajikan pembelajaran, memberikan insentif kepada siswa, mengamati dan memverifikasi tanggapan siswa, memberikan penguatan positif dan negatif, memberikan rangsangan berulang-ulang, mengamati dan memverifikasi tanggapan siswa, memberikan penguatan, Menilai.
Pengertian Korupsi
Korupsi semakin menarik perhatian masyarakat, terutama melalui pemberitaan media massa, seiring dengan perlahan terungkapnya berbagai skandal korupsi dan menggemparkan masyarakat. Masih terdapat kasus yang belum terselesaikan oleh aparat penegak hukum, dan tambahan skandal yang semakin bertambah cakupan dan cakupannya. Strategi antikorupsi harus berdasarkan kebutuhan, tepat sasaran, dan berkelanjutan. Dengan menetapkan sasaran, strategi antikorupsi dapat lebih tepat sasaran dan tetap terjaga keberlanjutannya. Strategi pada dasarnya adalah rencana berskala besar yang berfokus pada masa depan jangka panjang dan dirancang untuk memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dan terarah dengan lingkungannya dalam kondisi kompetitif. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan dan mengoptimalkan berbagai tujuan.
Jenis-jenis Korupsi
Menurut Alatas (1987), secara tipologis mengklasifikasikan korupsi menjadi tujuh jenis.
yaitu 38
1. Korupsi transaksional adalah adanya kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima untuk kepentingan kedua belah pihak.
organisasi politik.
2. Korupsi luar biasa adalah pemerasan suap dari pemberi untuk mencegah kerugian yang membahayakan dirinya, kepentingannya, atau sesuatu yang penting baginya.
3. Korupsi investasi mengacu pada penyediaan barang atau jasa yang tidak terkait langsung dengan manfaat tertentu selain manfaat masa depan yang ingin diperoleh .
4. Nepotisme adalah penunjukan teman atau kerabat secara tidak sah pada jabatan pemerintahan atau pemberian perlakuan istimewa yang melanggar norma dan peraturan yang berlaku.
5. Korban korupsi defensif, yaitu korupsi dengan cara pemerasan. Penyebab korupsi adalah pembelaan diri .
6. Korupsi sukarela adalah korupsi yang dilakukan oleh seseorang sendiri.
7. Mendorong korupsi adalah korupsi yang dilakukan untuk memperkuat korupsi yang sudah ada.
Apa yang menyebabkan korupsi?
Penyebab terjadinya korupsi antara lain:
1. Faktor internal (dalam diri individu) terdiri dari dua aspek yaitu personal dan sosial. Kualitas moral individu juga berperan penting dalam munculnya korupsi. Keserakahan manusia, gaya hidup konsumeris, tekanan ekonomi dan paksaan dapat membawa seseorang melakukan korupsi. Dalam ranah sosial, anggota keluarga bisa menjadi pemicu seseorang berperilaku tidak baik.
2. Faktor eksternal (dari luar individu) terdiri atas:
a.Sikap masyarakat
terhadap praktik korupsi. Misalnya dalam organisasi, kesalahan individu sering kali ditutup-tutupi demi menjaga kehormatan organisasi.
b .Aspek ekonomi.
Kondisi perekonomian seringkali membuka peluang terjadinya korupsi. Ketika pendapatan tidak mencukupi kebutuhan atau terbebani masalah keuangan, tidak menutup kemungkinan seseorang akan mengambil jalan pintas. Salah satunya adalah melakukan perbuatan korupsi yang tidak terpuji.
c.Aspek politik.
Praktik korupsi seperti penyuapan dan kebijakan keuangan sering terjadi. Misalnya, seseorang menyuap pemilih atau anggota partai untuk mendapatkan hak pilih.
d. Aspek organisasi.
Dari segi organisasi, aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi antara lain:
- Kurangnya role model di pihak manajemen.
- Kurangnya budaya organisasi yang tepat.
- Struktur akuntabilitas lembaga pemerintah tidak memadai.
- Manajemen cenderung menyembunyikan korupsi di dalam organisasi.
Korupsi dapat digolongkan menjadi tiga bentuk berikut jika dilihat dari proses terjadinya perbuatan korupsi1. Korupsi, atau korupsi internal.
1. Korupsi ini terjadi karena mereka mempunyai jabatan dan jabatan di kantor ini. Bawahan tidak dapat menolak permintaan atasannya karena kewenangannya.
2. Suap (bribery, bribery), yaitu tindakan korupsi yang melibatkan orang lain selain diri Anda sendiri (agen Anda). Perbuatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi objektivitas pengambilan keputusan atau pengambilan keputusan yang menguntungkan pemberi suap atau pemberi suap.
3. Praktik korupsi dalam bentuk nepotisme, yaitu kecenderungan mendasarkan keputusan pada pertimbangan “nepotisme” dan “kekerabatan” daripada pertimbangan.
strategi dalam pemberantasan korupsi.
1. Penyempurnaan sistem. Mengingat sistem yang ada di Indonesia masih memberikan banyak peluang terjadinya tindak pidana korupsi. Pencegahan korupsi memerlukan upaya pembenahan sistem, misalnya dengan mendorong transparansi aparatur sipil negara melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan penerimaan gratifikasi.
2. pendidikan dan kampanye. Kampanye penyadaran dan kampanye dilakukan untuk mencegah masyarakat melakukan tindakan korupsi. Edukasi dan Kampanye merupakan strategi pembelajaran pendidikan pemberantasan korupsi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak korupsi.
3. Menindas. Tujuan dari strategi represif ini adalah untuk membuat masyarakat takut terhadap korupsi. Upaya ini diwujudkan dalam tindakan hukum yang konsisten untuk membawa pelaku.
Dampak korupsi
Korupsi mempunyai dampak yang sangat negatif terhadap kehidupan masyarakat dan bangsa karena menimbulkan korupsi dan ketidakadilan serta mempengaruhi rasa keadilan dalam masyarakat. Penyimpangan anggaran akibat korupsi berdampak pada kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat lokal. Pada tingkat makro, pengalihan dana publik ke kantong swasta telah mengurangi kemampuan negara dalam memberikan manfaat kepada masyarakat, seperti pendidikan, perlindungan lingkungan, serta penelitian dan pengembangan. Pada tingkat mikro, korupsi meningkatkan kekhawatiran mengenai pelayanan pemerintah yang baik kepada masyarakat.
Beberapa dampak korupsi antara lain:
1. Runtuhnya moralitas, etika, integritas, dan religiusitas bangsa.
2. Memberikan dampak negatif terhadap perekonomian negara.
3. Korupsi menyumbang rendahnya semangat kerja sebanyak
4. Sejumlah kecil orang mengeksploitasi sumber daya alam.
5. Dampak sosial melalui pengurangan
Kesimpulan
Pertama, peran masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sangat penting dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Masyarakat harus berpartisipasi setidaknya karena dua alasan. Mereka adalah masyarakat sebagai korban dan masyarakat sebagai komponen negara. Kedua, mendidik, mengajak dan menyesuaikan warga masyarakat terhadap bentuk partisipasi masyarakat, yaitu partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diatur dalam undang-undang, dengan mengarahkan melalui tindakan yang tidak mengandung unsur pemaksaan. sesuai dengan adat istiadat dan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Jika hal ini menjadi perhatian masyarakat, maka perilaku koruptif tersebut bisa dicegah sejak dini. Korupsi merupakan kejahatan yang sangat berbahaya, korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa (abnormal crime), dan hal ini justru semakin meningkat seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Pertumbuhan korupsi di seluruh dunia. khususnya di Indonesia, tidak semakin hari semakin berkurang, malah semakin merajalela. dan meningkat. Hal ini ditandai dengan modus operandi tindak pidana korupsi yang terjadi dari waktu ke waktu. Bisa dikatakan banyak perubahan besar yang terjadi. Hal ini terlihat dari berbagai kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum, baik Komisi Pemberantasan Korupsi, kepolisian, maupun kejaksaan itu sendiri.
Daftar Pustaka
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3925/3/104211009_Bab2.pdf
https://journal.appthi.org/index.php/lexpublica/article/view/11
http://jipkl.com/index.php/JIPKL/article/view/30
http://eprints.uniska-bjm.ac.id/3262/1/Buku%20Perilaku%20Organisasi.Rahmi%20Widyanti.pdf