Mohon tunggu...
Oktasya SafiatunChasanah
Oktasya SafiatunChasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula

we were born to be real, not perfect.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelecehan Seksual pada Anak di Bawah Umur

18 September 2021   18:53 Diperbarui: 14 Januari 2022   08:19 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang paling menakutkan ketika seseorang mengalami pelecehan seksual adalah keinginan untuk bunuh diri.

Dilansir dari LiveScience, studi menunjukkan bahwa sekitar 23 persen orang yang pernah mengalami pelecehan seksual dalam bentuk sentuhan, ancaman, atau bahkan penetrasi, memiliki kecenderungan bunuh diri.

Untuk anak mungkin bunuh diri belum menjadi dampak yang banyak terjadi. Tetapi saat anak menginjak masa remaja atau dewasa tidak menutup kemungkinan untuk melakukan hal tersebut.

4. Gangguan tidur

Seorang psikolog Debra Borys yang membuka praktik swasta di Westwood Village mengatakan pelecehan seksual telah dikaitkan dengan gangguan tidur. Hal ini mungkin dikarenakan stres dan kecemasan korban pelecehan seksual.

Salah satu contohnya, korban mungkin akan sering terbangun di malam hari dan memikirkan tentang peristiwa pelecehan seksual, atau peristiwa tersebut mungkin menjadi sumber mimpi buruk bagi sang korban.

5. Nyeri leher

Pelecehan seksual juga menyebabkan sakit dan nyeri fisik, menurut sebuah penelitian di Kanada yang diterbitkan tahun ini yang melibatkan hampir 4.000 wanita.

Menurut studi tersebut, wanita yang mengalami pelecehan seksual akan mengalami nyeri leher.

Cara menangani korban pelecehan seksual

Seorang anak yang menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual biasanya tidak hanya mengalami luka fisik pada bagian tubuh dan alat vital. Tetapi juga gangguan psikologis seperti halnya stres, Depresi, dan trauma yang berkepanjangan. Hal ini tentu saja dapat mengganggu mental serta kejiawaan sang anak, terlebih dalam menjalani aktivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun