Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Dukuh Sebagai Pionir Perubahan: Mengatasi Kemiskinan di Padukuhan Gunungkidul

2 November 2024   02:25 Diperbarui: 4 November 2024   05:41 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunungkidul dikenal dengan kekayaan alam lautnya yang memesona. Puluhan pantai di kawasan selatan menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah. 

Sepintas, daerah ini terlihat menjanjikan secara ekonomi. Namun, kenyataannya tidak semua warga di Gunungkidul menikmati kesejahteraan dari sektor pariwisata. 

Banyak padukuhan yang tetap terisolir secara ekonomi dan tidak terlibat dalam pariwisata. Di beberapa daerah, warga harus berjuang keras untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Realitas kehidupan di pedesaan Gunungkidul menunjukkan banyak warga yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Tidak sedikit yang terjebak dalam kemiskinan dan jerat hutang. 

Kaum tani di kawasan ini menghadapi tantangan berat dalam mengembangkan sektor pertanian dan peternakan di tengah kondisi alam yang kering dan minim sumber air. 

Kondisi Kemiskinan

Kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul menunjukkan sedikit penurunan pada 2024 dibandingkan 2023, baik dari segi jumlah penduduk miskin maupun persentasenya. 

Pada 2023, jumlah penduduk miskin mencapai 122,24 ribu atau 15,60% dari total penduduk, sedangkan pada 2024 turun menjadi 120,41 ribu atau 15,18%.  

Meskipun garis kemiskinan meningkat dari Rp 382.249,00 per kapita per bulan pada 2023 menjadi Rp 401.209,00 pada 2024, indeks kedalaman kemiskinan menurun dari 2,71 menjadi 2,56, menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan sedikit membaik. 

Namun, indeks keparahan kemiskinan justru meningkat dari 0,60 menjadi 0,65, yang mengindikasikan adanya kelompok penduduk miskin yang kondisinya semakin parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun