Perilaku Agresi
Lingkungan sosial di mana seseorang tumbuh juga dapat berkontribusi pada perilaku agresi. Jika seseorang dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan kekerasan atau konflik, mereka cenderung meniru pola perilaku tersebut.Â
Psikolog Albert Bandura melalui teori pembelajaran sosialnya menunjukkan bahwa perilaku dipelajari melalui observasi dan imitasi.Â
Ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pembentukan karakter sejak dini sangat penting untuk membentuk sikap positif dan mengurangi kecenderungan terhadap agresi.
Tidak TerampilÂ
Kurangnya keterampilan emosional juga menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan. Banyak orang tidak diajarkan bagaimana mengelola emosi mereka dengan baik.Â
Menurut psikolog Marshall Rosenberg, pengabaian terhadap pengembangan keterampilan komunikasi non-kekerasan dapat membuat individu merespons dengan agresi.Â
Tanpa pengetahuan tentang cara mengekspresikan kemarahan dengan cara yang konstruktif, seseorang mungkin akan merespons dengan agresi.Â
Tidak Paham Situasi
Selain itu, persepsi yang salah terhadap situasi juga dapat memicu kemarahan. Seringkali, seseorang mungkin merasa diserang atau dipermalukan, bahkan ketika itu bukan niat orang lain.Â
Psikolog John Gottman, yang telah melakukan banyak penelitian tentang hubungan, berpendapat bahwa kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain adalah kunci dalam mengurangi reaksi kemarahan yang tidak perlu.Â