Mohon tunggu...
Nuke Patrianagara
Nuke Patrianagara Mohon Tunggu... Freelancer - cerah, ceria, cetar membahana

rasa optimis adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cirebon dan Kuningan Penuh Cerita

2 Maret 2019   16:20 Diperbarui: 2 Maret 2019   16:39 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdullilah tidak sia-sia perjalanan yang panjang, sepiring hucap yang kita nikmati cocok dilidah dan cukup mengenyangkan, yang lebih mengagetkan 2 porsi hucap, teh dalam botol plastik kemasan, kerupuk satu bungkus hanya menghabiskan Rp. 17.500,-. 

Ditambah bonus pemandangan sawah yang hijau, menyegarkan mata yang cukup lelah dengan polusi ibukota.  

Ibu penjual Hucap kaget saat kita jawab bahwa kita dari Cirebon, jauh amat kali ya, segininya kejar sepiring hucap makanan khas kuningan. Hucap ini sebenarnya sama dan sebangun dengan kupat tahu yapi tidak tahu kenapa kalau di Kuningan harus disebut Hu Cap ak Tahu Kecap.

Waktunya kembali ke Cirebon, terbayang sudah jalan seperti apa yang akan kita lewati, peta lewat media daring kita pergunakan sebagai alat pandu perjalanan.

Spooky area

Film yang bergenre horor sedang naik daun, tiba-tiba perjalanan menuju pulang kita masuk area kiri dan kanan jalan dirimbuni pohon besar dan kejutan pun terjadi, ratusan nisan terlihat memenuhi area dibalik pohon-pohon besar tersebut.  Seperti tertelan mesin waktu, saya dan suami terdiam, saat area itu terlewati kita kompak bersuara, mengerikan tempat tadi, cocok untuk pengambilan gambar film horor. Tidak terbayangkan kalau lewatnya saat tengah malam tanpa ada kendaraan lain, dijamin bulu kuduk berdiri, otot-otot menegang, rasanya ingin segera terbang.

Semakin jauh berjalan semakin banyak menemukan jalan-jalan yang kadang makadam kadang mulus, kadang nanjak kadang turun, tapi jarang bersisipan dengan kendaraan lain, sempat melihat pusat perkebunan Mangga Gedong Gincu.

Bahkan ada patungnya, tapi terlihat tidak ada satupun buahnya, pantesan kemarin pesan sop buah yang kuahnya pake jus mangga gedong gincu, penjual ngomong bahwa Mangga Gedong Gincunya tidak musim, padahal biasanya tidak pernah kosong walaupun bukan musimnya.  Wah cuaca ekstrimpun menghampiri musimnya Mangga Gedong Gincu, kecewa kita, karena sop buah favorite tidak bisa kita nikmati.

Setu Sedong

Suami merasa bahwa kita salah pilih jalan, karena semakin jauh dari tempat tujuan.  Sepertinya tadi salah belok, tapi selalu ada cerita berbeda saat kita kesasar, kita tiba di pinggir Setu Sedong.  Tempat ini diluar rencana kunjungan tepatnya terlewati, destinasi wisata hasil dari salah jalan, sebenarnya jalan menuju sini terlewati setiap berkunjung ke keluarga suami di Cirebon yang berbatasan dengan Kuningan, kalau bukan dengan cara begini kita tidak akan secepat ini melihat tempat indah yang masih jarang dikenalkan pada khalayak banyak, terlihat ada beberapa wisata air, seperti bebek kayuh, sayang mendung mulai menggelayut, hujan rintik-rintik terlihat dikaca depan mobil, menikmati Setu Sedong dari dalam mobil. Perjalanan diteruskan sampailah pada jalan raya menuju rumah tempat kita menginap, akhirnya sampai juga.

Makan malam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun