Mohon tunggu...
Nuzul Mboma
Nuzul Mboma Mohon Tunggu... Peternak - Warna warni kehidupan

Peternak ayam ketawa & penikmat kopi nigeria.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Stigma Tak Berujung

12 Juli 2020   16:41 Diperbarui: 12 Juli 2020   16:28 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Burhan belakangan ini akhirnya tahu jika Bapaknya tak bisa lagi berjualan obat. Nestapa dengan kesendirian. Tuduhan menerpa berulang kali, kalau penyebab itu semua berkat kelakuannya. Mimpi yang terus menghantui membuat ia akhirnya paham, berjanji akan bertemu dengan Bapaknya melalui perantara seorang teman. Menyesali segala perilakunya. Ketika sosok bayang-bayang mendekat ke arah Lelaki Tua yang duduk termangu di sebuah bangku, ia bergidik dan merasa itu hanya ilusi semata dan terus menunggu. Sayup-sayup terdengar bisikan di telinga kiri Lelaki Tua:

"Mungkin belum waktunya aku pulang. Biarkan diriku mencari kebebasan di dunia ini. Bapak, aku menyesal membawa motormu dan menyembunyikan identitasku selama ini."

***

Orang-orang yang melintas malam itu menghentikan laju kendaraan dan berkerumun di tengah jalan raya depan sebuah wisma. Tidak lama kemudian datang sebuah mobil ambulance yang berhenti tak jauh dari kerumunan dan dua laki-laki keluar berpakaian putih-putih membawa tandu mengangkut seorang waria yang terkapar tak sadarkan diri. Darah bercucuran dari kepalanya hingga membentuk genangan kecil di aspal dan motornya hancur terseret ke tepi jalan. Korban tabrak lari. Sirene ambulance meraung-raung, melewati alun-alun dan melaju terus ke arah rumah sakit. Gosip tersiar sampai ke pinggiran kota. Burhan mati tergilas mobil sedan...(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun