Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panggilan Terakhir

26 Februari 2023   21:29 Diperbarui: 15 Mei 2023   11:01 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat guncangan ke-sepuluh. Monitor pasien bergeming lurus. Garis Heart Rate hijaunya mendatar.

Tidak mungkin! Tidak mungkin!

Badanku rubuh berderak. Bagai pohon rasamala yang tumbang sendirinya. Air mataku tak berlinang lagi. Menyaksikannya tidak percaya.

Salah satu dokter menghampiriku berkata lirih,
"Nak, kamu harus tabah. Ibukmu sudah tak lagi disini"

Innalillahi wa innaa ilaihi rooji'uun

Aku bangkit menghampirinya. Kudekap jasadnya yang mendingin untuk terakhir kali. Heningnya yang keriput, kukecup. Tapi Ibuk hanya diam. Diam tuk selamanya.

Buk, aku sudah pulang. Tapi kenapa engkau malah pergi?

*Cerita Selanjutnya : Luka Lama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun