"Benar, aku yang telah menghabisinya."
      "Ampuni aku Gandhari. Tolong maafkan aku. Aku menyesal telah melakukan itu padamu."
      "Sudah terlambat kalau kamu minta maaf sekarang mas. Maafmu tidak akan membuatku dan jabang bayiku hidup lagi."
      "Tolong maafkan aku Gandhari."
      Melihat wajah lurah Bari yang menyesal membuat emosiku memuncak lagi. Aku pun mencekik leher lurah Bari. Aku mengangkat tubuhnya, lalu kuhempaskan ke lantai. Darah segar mengalir dari kepalanya. Lurah Bari telah menemui ajalnya. Lelaki berengsek itu tidak akan memakan korban lagi dengan bujuk rayuan manisnya. Tidak ada lagi wanita yang akan tersakiti oleh lurah Bari.Â
Setelah ini aku bisa kembali ke alamku yang sesungguhnya dengan tenang. Aku tidak akan gentayangan lagi setelah dendamku terbalaskan. Oh, iya sebelum aku pergi ke alamku. Aku ingin menikmati sesuatu yang lezat dulu. Mungkin aku akan memakan ari-ari jabang bayi istri lurah Bari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H