Mohon tunggu...
Cerpen

Dendam Gandhari

11 Januari 2018   12:17 Diperbarui: 11 Januari 2018   12:48 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kamu jangan panik dulu. Aku akan bertanggung jawab."

            "Kamu tidak bohong mas? Kamu benar-benar akan bertanggungjawab?"

            "Iya, aku janji. Aku akan segera menikahimu."

            "Aku takut mas."

            "Kamu tidak perlu takut selama ada aku. Malah aku bahagia kamu hamil. Akhirnya aku akan mempunyai keturunan." Ucapnya membuatku terharu dan bahagia karena ternyata dia mau bertanggungjawab.

            "Terima kasih." Balasku sambil terisak dalam pelukannya.

            Seminggu kemudian dia datang lagi ke rumah kontrakanku. Dia membawakan banyak makanan untukku. Dia juga mengelus perutku yang katanya sebagai tanda kasih sayang untuk jabang bayi kami. Lantas dia mengecup pipiku dengan mesra. Sebelum beranjak pergi dari rumahku, dia memberiku butiran pil yang katanya itu adalah vitamin untuk ibu hamil.

            "Minumlah ini agar bayi kita sehat. Kamu harus menjaga dengan baik calon anak kita." Ucapnya penuh kelembutan.

            "Baiklah mas. Pasti akan aku minum vitamin ini."

***

            Malamnya sebelum tidur aku teringat akan buttiran pil yang diberikan lurah Bari. Aku mengambil pil itu di laci meja. Aku mengambil air putih lalu membuka bungkus pil itu. aku menelannya dengan segelas air putih. Kemudian aku putuskan untuk berbaring di ranjang dan tidur. Namun, belum sempat tertidur aku merasakan keanehan. Perutku mendadak sangat sakit seperti ada yang meremas-remas dari dalam. Sangat sakit, lebih sakit daripada terkena penyakit usus buntu yang pernah aku alami. Aku pun melihat darah mengalir membasahi selangkanganku. Badanku menjadi lemas, jantungku berdetak cepat dan keringat dingin muncul dari tubuhku. Darah pun semakin keluar banyak sampai merembes di kasurku. Aku panik sambil menahan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun