Mohon tunggu...
Nurul Aini Rachmawati
Nurul Aini Rachmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 2 BAE Kudus

Perempuan biasa dengan menulis dan membaca sebagai kegemarannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memulai Kembali - Cerpen Karya Nurul Aini Rachmawati

10 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2021/07/06/ilustrasi-sahabat-perempuan_169.jpeg?w=1200Input sumber gambar

            Mereka, sedekat itu dari dulu. Namun, sejak Sera memilih untuk berbicara dibanding diam, semuanya perlahan berubah. Setiap pulang dari florist, Sera akan sempatkan waktu menemui Tsana dan berakhir dengan kembali ke kos setelah penjelasan singkat dari kedua orang tuanya. Sera rasa... Tsana menjauhinya. Bahkan pesan-pesan Sera pun tidak mendapat balasan sama sekali. Tsana seakan hilang dari hadapan Sera. Menemuinya di kampus pun bukan pilihan tepat karena Sera bisa saja bertemu Radin kapan saja. Dan Sera yakin, apabila itu terjadi maka semua akan lebih kacau dari ini.

            Semakin hari, Tsana semakin jauh dari Sera. Padahal seharusnya saat ini Tsana sudah libur semesteran, Sera masih mengerti bahwa Tsana tidak mau menemuinya ketika Sera berkunjung, hanya saja mengapa Tsana sampai memutuskan untuk pergi ke luar kota? Menurut informasi dari kedua orang tua Tsana, libur semester kali ini lumayan panjang. Itu artinya, akan semakin lama juga Sera menjelaskan pada Tsana. Oleh karenanya, Sera memutuskan menitipkan surat kepada Tante Trya dan Om Rafi, sebelum semuanya terlambat. Sera tidak bisa menyusul, ada hal yang harus dia selesaikan di sini.

            Kembali pulang, surat dengan amplop merah muda dan satu buket bunga freesia sudah dibawa, menunggu dibaca oleh Ney-nya. Sementara sang pena kini menyusuri setiap tapak tanah bergundukan, mencari papan nama yang membantunya menemukan sang keluarga. Tubuh berbalut pakaian hitam itu menjongkokkan diri setelah menemukan rumah kedua orang tuanya. Mengelus pelan papan nama mereka secara bergantian dengan doa-doa yang ia lantunkan dalam hati. Semua selesai, sesi cerita dimulai. Jika biasanya setiap tanggal 2 Februari dia pergi dengan Ney-nya, kini Sera memperingati hari di mana kedua orang tuanya pergi sendirian. Memeluk dirinya sendiri tanpa ada pelulan dari Ney-nya.

            "Hidup Sera baik-baik saja, tapi ada yang hilang lagi, Ibun. Sera awalnya memilih untuk diam, tapi semesta ngirim Sera untuk terus bicara, Ayah."

            "Ibun sering bilang ke Sera, kalau waktu akan terus mengungkap setiap hal dalam hidup seseorang. Tapi kalau waktu yang minta Sera buat ungkapi hal itu gimana, ya, Bun?"

            "Sera belajar dari Ayah untuk selalu tenang di setiap keadaan, karena Ayah bilang akan selalu ada orang yang mendampingi ketenangan Sera. Tsana beneran dateng setelah kalian pergi, tapi kalau sekarang Tsana ijauhi aku, Sera harus bisa dampingi diri Sera sendiri, ya. Sera harus mulai menerima setiap sepi di hidup Sera."

            "Sera mau pulang dulu, Yah, Bun. Sampai jumpa di titik tertinggi kehidupan nanti, ya, Sera bakal kenalin kalian ke Tsana dan keluarganya."

            Sera tahu, persahabatan mereka sedang diuji di sini. Semua ini tentang kepercayaan, Sera sudah sempat menghubungi Radin untuk menjelaskan semuanya. Sera harap, Radin mau bekerja sama.

***

            Selama ini Tsana sengaja menjauh karena sering kali pertemuan Sera dan Radin dulu mengganggu pikirannya, ditambah lagi hubungan Radin dengan Tsana kini seperti makin jauh saja. Tetapi tiba-tiba Radin mengirim pesan pada Tsana bahwa dia ingin bertemu. Tak terelakkan, meski bingung dengan keadaannya saat ini, Tsana pun menyetujuinya. 'Tumben?' pikir Tsana.

            Radin itu gampang sekali merasa bersalah, tetapi hal itu membuatnya menjadi sosok yang bertanggungjawab. Sekali rasa bersalahnya tidak tersalurkan melalui pengorbanan, dia akan terus tenggelam dalam rasa salah. Pernah suatu ketika ia lalai dalam berkendara dan mengakibatkan korbannya mengalami luka parah, Radin akan menerima hal-hal dari sang korban sebagai bentuk tanggung jawabnya. Itu pula yang terjadi pada Aruna sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun