Mohon tunggu...
Nurul Aini Rachmawati
Nurul Aini Rachmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 2 BAE Kudus

Perempuan biasa dengan menulis dan membaca sebagai kegemarannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memulai Kembali - Cerpen Karya Nurul Aini Rachmawati

10 Juli 2024   19:15 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2021/07/06/ilustrasi-sahabat-perempuan_169.jpeg?w=1200Input sumber gambar

            Netra hitamnya mengedar, memperhatikan ruangan tempatnya terbangun, ruangan dengan dominan berwarna putih dan bau menyengat obat-obatan. Sembari mencoba mengingat alasan yang membuatnya terbaring di sini, Sera mengaduh akan rasa sakit di kepala yang mendera. Ah... ini karena sepeda yang dia kendarai menabrak mobil di persimpangan jalan. Sera terlalu fokus dengan pikirannya sendiri sampai-sampai tidak melihat bahwa lampu lalu lintas berwarna merah 'lah menyala.

            Pikirannya kembali tenggelam, mengenai sesuatu yang tidak bisa ia sangkal. Membuat Sera mati-matian harus menahan sesuatu yang ingin dia ungkapkan. Tanpa Sera sadari, kedua tangannya mengepal erat, menggenggam angin seolah memeras melampiaskan kekesalan. Bagaimana bisa sesuatu yang disebut 'main belakang' harus Sera benarkan? Tidak diberi penjelasan dan membuatnya terjebak dalam kesalahpahaman.

            Krietttt

            Mendengar decitan pintu tempatnya dirawat, Sera menoleh ingin tahu siapa yang masuk ke ruangannya. Akankah dokter? Jika iya, Sera ingin segera pulang dan bekerja, serta ada sesuatu yang harus dia selesaikan.

            "Surprise!" Tsana tertawa melihat sahabat satu-satunya memejamkan mata karena terkejut. Sera salah besar! Sahabatnya yang ceriwis ini, lah, yang datang.

            "Hahaha, kenapa komuk-mu begitu to, Ra? Kayak ndak pernah nyangka aja dikasih kejutan!" Tangan Tsana memukul bahu Sera pelan. 'Eh, pelan? Mana ada! Sera bahkan mengaduh dibuatnya.'

            "Ney, udah mukulnya, deh! Badanku sakit semua malah dipukulin. Harusnya tuh disayang-sayang!" gerutu Sera.

            Tsana hanya tertawa menanggapi omelan dari Sera. Pagi ini seharusnya dia ada jadwal mata kuliah, tetapi mengetahui kabar dari kedua orang tuanya semalam tentang Sera yang mengalami kecelakaan, Tsana memutuskan untuk libur dulu saja. Lagi pula Tsana tidak suka dengan mata kuliah yang satu ini. Sst, dosennya killer!

            Sera yang tadinya masih sibuk mengomel, kini terdiam dan menyantap suapan demi suapan buah yang Tsana beri. "Kok, ya, bisa seorang Sera yang katanya dulu pas SD juara balap sepeda malah keperosok malem-malem?"

            "Jalannya gelap! Hujan lagi, wajar aja!" dengus Sera pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun